Penyakit Kulit dan Diare Ancam Ibu Kota
Normalkan Pasokan, Jasa Tirta Gelontor Bahan Baku Air
Senin, 05 September 2011 – 09:08 WIB
Ari menjelaskan, sebagai negara tropis, angka penderita penyakit kulit seperti jamur kulit cukup besar. Angka ini bisa merangkak naik jika dipicu keterbatasan air bersih. "Masyarakat pasti bingung saat mencuci pakaian dan mandi. Semuanya pasti dilakukan dalam kondisi terbatas," katanya. Ari berpesan, meskipun sedang krisis air bersih, masyarakat tetap diimbau mandi yang cukup bersih.
Penyakit lain yang berpotensi menyerang adalah diare. Serangan diare sangat mungkin terjadi karena air untuk mencuci pakaian, piring, serta buang air kecil dan besar dibatasi. Kondisi ini membuat kualitas kebersihan menurun.
Penyakit diare juga bakal muncul karena serangan lalat. Ari memprediksi, aktivitas masyarakat Jakarta yang berkaitan dengan bersih-bersih lingkungan menggunakan sarana air bersih akan berkurang drastis. Akibatnya, sampah bakal menumpuk dan mengundang lalat.
Prediksi peningkatan kasus diare ini harus diwaspadai oleh puskesmas-puskesmas. Pihak puskemas diharapkan secepat mungkin mengatasi pasien diare. "Jangan sampai jatuh ke dalam kondisi kekurangan cairan dan elektrolit," tambah Ari. Kekurangan cairan dan elektrolit ini bisa berisiko gangguan fungsi ginjal.
JAKARTA - Krisis air bersih di DKI Jakarta akibat jebolnya tanggul sungai Kalimalang, Jakarta Timur bakal berbuntut panjang. Selain kelangkaan air,
BERITA TERKAIT
- Gerakan Guna Ulang Jakarta, Edukasi Mengurangi Pemakaian Plastik Sekali Pakai
- Fasilitas Makin Lengkap, Triboon Hub Tambah 2 Resto Baru di Jakarta
- Durasi Pemadaman Lampu Program Earth Hour Terlalu Singkat
- Di Tengah Sosialisasi Tupoksi kepada Warga, MKD DPR RI Singgung Pelat Nomor Khusus
- Tjahjo Kumolo Meninggal Dunia, Warga Bekasi Diminta Kibarkan Bendera Setengah Tiang
- Anies Bangun Kampung Gembira Gembrong dengan Dana Rp 7,8 Miliar dari Infak Salat Id di JIS