Penyaluran BBM Subsidi Memanfaatkan Teknologi Digital, Efektif Gak Sih?

jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah melalui Badan Pengatur Hilir dan Gas Bumi (BPH Migas) berencana memanfaatkan MyPertamina untuk mengontrol distribusi BBM bersubsidi Pertalite dan Solar.
Menanggapi hal itu, Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan mengatakan ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar penggunaan layanan digital tersebut berjalan efektif.
Menurutnya, mekanisme itu perlu validasi sehingga Pertamina harus berkoordinasi dengan Departemen Perhubungan, Korlantas Polri, dan Kemensos perihal DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial) agar benar-benar tepat sasaran.
"Tidak bisa hanya registrasi ke MyPertamina, nanti siapa yang melakukan validasi datanya," ujar Mamit saat dikonfirmasi, Rabu (1/6).
Selain itu, infrastruktur komunikasi yang belum merata di semua wilayah bisa menyebabkan sinyal bermasalah.
Meskipun demikian, Mamit optimistis implementasi tersebut bisa berjalan seiring dengan bonus demografi yang dimiliki Indonesia.
Mamit berharap pemerintah terus menggandeng siapa saja yang bisa membantu kelancaran perubahan mekanisme subsidi Pertalite agar bisa berjalan lancar.
"Ini harus dilakukan, jika tidak keuangan negara akan jebol. Begitu juga Pertamina yang harus menanggung pembiayaan sembari menunggu pembayaran kompensasi dari pemerintah yang belum jelas waktunya," tutup Mamit. (mcr28/jpnn)
Pemerintah melalui Badan Pengatur Hilir dan Gas Bumi (BPH Migas) berencana memanfaatkan MyPertamina untuk mengontrol distribusi BBM bersubsidi
Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : Wenti Ayu Apsari
- Genjot Ekspor, Bea Cukai Beri Izin Kawasan Berikat kepada Produsen Tas di Jepara
- Hari Kartini; Annisa Pohan Mendorong Pemberdayaan Perempuan di Sektor Ekonomi
- PKSS Perkenalkan Contact Center 1500399 untuk Tingkatkan Kualitas Layanan Bisnis
- Setiawan Ichlas Disambut Hangat saat Mudik ke Palembang, Lihat Ada Pak Gubernur
- JATMA Aswaja Tegaskan Komitmen Bangun Ekonomi Umat dan Cinta Tanah Air
- Proyeksi IMF, Indonesia Peringkat 7 PDB Terbesar Dunia pada 2025