Penyambutan Obama Saja tak Seperti Ini
jpnn.com - JAKARTA - Pendiri Museum Rekor Indonesia (Muri), Jaya Suprana mengungkapkan bahwa pihaknya akan memberikan tiga penghargaan MURI sekaligus kepada kegiatan syukuran dan selamatan akbar yang bertajuk "Syukuran Rakyat Salam 3 Jari" untuk menyambut Jokowi-JK sebagai pasangan presiden-wakil presiden ketujuh hasil Pilpres 2014..
Menurutnya, kegiatan yang dihelat dengan menggunakan dana sumbangan relawan dan simpatisan tersebut belum pernah terjadi di Indonesia dan bahkan dunia.
Jaya menerangkan bahwa penghargaan MURI pertama diberikan kepada acara syukuran akbar penyambutan presiden dan wakil presiden baru tersebut. "Penyambutan Obama saja yang saya tahu tidak sampai seperti ini," tandas pria berkepala plontos tersebut.
Penghargaan kedua diberikan kepada penyelenggaraan pelepasan 17.460 lampion pada tanggal 17 Oktober nanti.
"Jumlahnya mengungguli rekor dunia sebelumya yaitu 7.000 lampion. Pada tanggal 17 nanti ada 10.000 lampion, tapi nanti dipecahkan lagi di sini ada 17.460 lampion. Angka itu menandai jumlah pulau. Warga Indonesia yang tinggal di luar negeri seperti Australia dan Spanyol juga rencananya akan melakukan hal yang sama," terangnya.
Terakhir, penghargaan akan diberikan kepada Jokowi yang terpilih sebagai presiden. Menurutnya, belum pernah ada seorang presiden yang terpilih sedemokratis dirinya dan pelantikannya disambut semeriah kegiatan nanti. (dod)
JAKARTA - Pendiri Museum Rekor Indonesia (Muri), Jaya Suprana mengungkapkan bahwa pihaknya akan memberikan tiga penghargaan MURI sekaligus kepada
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Pertamina Patra Niaga Uji Penggunaan Bioethanol E10 Bersama Toyota dan TRAC
- Polisi yang Ditembak Mati Rekan Sendiri Dapat Kenaikan Pangkat Anumerta dari Kapolri
- Sekte Indonesia Emas Dideklarasikan Untuk Mewujudkan Perubahan Sosial
- PFM Tegaskan Ada 15 Kementerian dan 28 Badan Teknis yang Perlu Diawasi
- Unilever Sebut Inklusi, Kesetaraan, dan Keragaman Kunci Bisnis Berkelanjutan
- Kapolri Ajak Pemuda Muhammadiyah Berantas Judi Online & Polarisasi Pilkada Serentak