Penyandang Difabel di Indonesia Masih Merasa Dianggap Beban Masyarakat
Lutfhi sekarang berusaha melakukan advokasi pribadi agar masyarakat melihat jika penyandang disabilitas adalah juga warga biasa.
"Dulu saya saya malu kalau jalan-jalan ke ruang publik, karena sudah pasti orang-orang akan melihat dengan aneh," kata Lutfhi.
"Sekarang saya justru sering ke tempat umum biar orang-orang liat. Dulu kalau kondangan saya malu untuk datang, sekarang tidak lagi."
"Karena tampil adalah bentuk advokasi saya," kata Lutfhi lagi yang pernah tampil dalam acara televisi di Indonesia menceritakan apa yang dialaminya.
Menurutnya pembelajaran mengenai disabilitas perlu ditanamkan sejak kecil di Indonesia.
"Saat ini sebagian besar warga di indonesia menganggap kalau orang pakai kursi roda ya sakit."
"Oleh karena itu saya sering posting di media sosial bahwa orang dengan disabilitas harus tampil, harus terlihat, harus dilihat orang agar orang lain juga sadar dengan keberadaan mereka," tambahnya.
Warga difabel masih dianggap sebagai beban
Photo: Laura Dinda adalah mahasiswa Fakultas Psikologi UGM Yogyakarta. (Foto: Supplied)
Memperingati Hari Difabel Internasional yang jatuh pada 3 Desember setiap tahunnya, ABC Indonesia berbicara dengan mereka yang hidup dengan disabilitas dan aktif di perguruan tinggi
- Siapa Saja Bali Nine, yang Akan Dipindahkan ke penjara Australia?
- Dunia Hari Ini: Menang Pilpres, Donald Trump Lolos dari Jerat Hukum
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati