Penyandang Disabilitas Dinilai Paling Rentan Dalam Kesetaraan Gender
Dia juga menekankan tentang pentingnya pelibatan disabilitas perempuan dalam capacity building, serta sinergitas antarlembaga terkait dan pelibatan penyandang disabilitas dalam kebijakan.
"Karena, membicarakan tentang perempuan disabilitas sebagai kelompok marjinal, tetapi tidak melibatkan mereka dalam pembicaraan adalah tindakan memarjinalkan penyandang disabilitas sendiri," tegasnya.
Sementara itu, Konselor Menteri Pemerintahan dan Pembangunan Manusia untuk Kedutaan Besar Australia di Jakarta, Kirsten Bishop, menyatakan negaranya telah menetapkan kesetaraan gender, disabilitas, dan inklusi sosial sebagai prioritas pembangunan lintas sektor.
Dia juga mengapresiasi peluncuran buku “Kesetaraan Gender, Disabilitas, dan Inklusi Sosial (GEDSI) dalam Praktik” seiring peringatan Hari Perempuan Internasional tahun ini.
“Saya yakin bahwa buku ini akan menjadi referensi yang berharga untuk advokasi kesetaraan gender, disabilitas, dan inklusi sosial di Indonesia,” kata Kirsten.(esy/jpnn)
Perempuan penyandang disabilitas dinilai yang paling rentan dalam kesetaraan gender.
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesya Mohamad
- Bappenas Membeberkan Mengenai Pentingnya Pelestarian Lingkungan Perdesaan
- Bappenas Tekankan Pentingnya Tata Kelola Perdesaan yang Adaptif
- Peduli Atlet Disabilitas, ASABRI Dukung Turnamen Menembak Pusrehab Kemhan
- Tanoto Foundation & Bappenas Berkolaborasi Meningkatkan Kompetensi Pegawai Pemda
- Mensos Temukan 1 Keluarga Penyandang Disabilitas di Surabaya Tak Terima PKH
- Program Disabilitas Tanpa Batas Bikin PNM Berjaya di BBMA 2024