Penyandang Disabilitas Jadi Orang Malaysia Pertama di Puncak K2
jpnn.com, KUALA LUMPUR - T Ravichandran, 57 tahun, menjadi pendaki pertama dari Malaysia yang berhasil menaklukkan puncak tertinggi kedua di dunia, K2 di Pakistan.
Ia bersama lima pendaki solo dunia lainnya dan ditemani oleh lima sherpa berhasil menaklukkan K2 yang memiliki ketinggian 8.611 meter pada Jumat (22/7), pukul 10.50 waktu setempat.
Ravichandran yang juga merupakan seorang penyandang disabilitas mengatakan suksesnya tersebut merupakan hadiah untuk Malaysia yang akan merayakan Hari Nasional 31 Agustus mendatang.
"Cinta pada tanah air, hidup dalam damai dan harmoni, menjadi kunci persatuan yang ditanamkan dalam diri saya yang terbukti menjadi sumber kekuatan bagi saya dalam menghadapi kesulitan selama mendaki," katanya dikutip Bernama, Minggu.
Ia berterima kasih pada sang istri, yang baginya menjadi pilar kekuatan suksesnya, selain doa dari keluarga, teman dan warga Malaysia yang menginspirasi untuk mencapai puncak.
Ia mengatakan menjadi seorang penyandang disabilitas bukan halangan baginya. Sebaliknya membuktikan orang yang memiliki kekurangan secara fisik bisa menjadi kekuatan dan setara dengan orang yang berbadan sehat.
"Bukan tidak mungkin untuk bangkit lagi setelah terjatuh," kata Ravichandran yang kehilangan delapan jarinya karena frostbite (cedera oleh paparan cuaca dingin ekstrem) saat mendaki Gunung Everest untuk kedua kalinya.
Pendaki nasional Malaysia itu sudah pernah menaklukkan puncak tertinggi di dunia, Everest seorang diri pada 2006, 2007, dan 12 Mei 2022 lalu. (ant/dil/jpnn)
Untuk pertama kalinya, pendaki asal Malaysia berhasil menaklukkan puncak tertinggi kedua di dunia, K2 di Pakistan.
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif
- Malaysia vs Singapura: Auman Terakhir Harimau Malaya?
- Polri Dinilai Penuhi Perlindungan Kelompok Rentan yang Berhadapan dengan Hukum
- Piala AFF 2024: Thailand Menikung Singapura, Malaysia Terancam
- Piala AFF 2024 Masih Berlangsung, Timnas Malaysia Umumkan Pelatih Baru
- Semifinal BWF World Tour Finals 2024: Ganda Campuran China dan Malaysia Saling Sikut
- Lestari Moerdijat: Inklusivitas Harus Mampu Diwujudkan Secara Konsisten