Penyandera Menuntut Uang Tebusan untuk Membebaskan Profesor Australia di Papua Nugini
Polisi Papua Nugini mengatakan kelompok penculik seorang profesor asal Australia dan tiga perempuan peneliti tidak merencanakan penyanderaan.
Polisi Papua Nugini mengatakan penculiknya merupakan kelompok kriminal yang kebetulan melihat para peneliti tersebut.
Tim akademis ini sedang melakukan kegiatan studi lapangan di kawasan terpencil di dataran tinggi dekat Gunung Bosavi, kawasan perbatasan antara provinsi Hela dan Southern Highlands.
Mereka terlibat dalam sebuah proyek dengan ditemani para pemandu lokal.
Pemandu mereka juga awalnya diculik, sebelum kemudian dibebaskan.
Namun ABC mendapat laporan jika salah satu pemandu lokal memilih untuk tetap bersama kelompok peneliti, meski sudah ditawari bebas.
David Manning, kepala kepolisian Papua Nugini mengatakan pasukan keamanan dengan keahlian khusus akan diturunkan untuk membebaskan para sandera, dengan menggunakan semua cara yang diperlukan termasuk tindakan mematikan.
Ia mendesak kelompok kriminal tersebut membebaskan sandera, serta mengatakan "kegagalan mematuhi perintah dan menentang penangkapan bisa membahayakan hidup mereka sendiri."
Perdana Menteri Papua Nugini mengatakan penculikan meminta uang tebusan jarang terjadi di negaranya
- Ini Tanggapan Warga Indonesia di Amerika Setelah Pelantikan Presiden Trump
- Dunia Hari Ini: Donald Trump Sesumbar Telah Memulai Zaman Keemasan Amerika Serikat
- Keputusan Meta Berhenti Bekerja Sama Dengan Tim Pengecek Fakta Dianggap Berisiko
- Dunia Hari Ini: Sandera Israel dan Palestina Dibebaskan Setelah 15 Bulan Perang di Jalur Gaza
- Warga Indonesia di Los Angeles Harus Mengungsi Akibat Kebakaran
- Dunia Hari Ini: Sutradara Terkemuka David Lynch Tutup Usia