Penyandera Menuntut Uang Tebusan untuk Membebaskan Profesor Australia di Papua Nugini
Polisi memperkirakan kelompok yang menyandera empat peneliti ini berasal dari Komo di provinsi Hela.
Mereka diperkirakan sedang kembali ke desa Kamusi ketika melihat para peneliti.
"Mereka hanya mengambil kesempatan dan tidak merencanakan melakukannya dan sekarang meminta tebusan uang bagi pembebasan sandera," kata David.
Profesor antropologi yang diculik tersebut diketahui bekerja di sebuah universitas di Australia dan memiliki kewarganegaraan Selandia Baru.
Fokus penelitiannya adalah bidang arkeologi, termasuk sudah melakukan penelitian sebelumnya di Papua Nugini.
Dia ditahan bersama tiga peneliti perempuan asal Papua Nugini, yakni seorang koordinator program dan dua lulusan dari universitas Papua Nugini, dan salah seorang di antaranya bekerja di museum.
Sempat ada kekhawatiran jika ada warga asing lain yang disandera, termasuk peneliti asal Australia lainnya, tapi diketahui peneliti tersebut sedang berada di rumahnya di Australia.
Sandera berpindah-pindah lokasi
Polisi sudah bekerja sama dengan misionaris setempat, yang berperan menjadi perantara saat mencoba membebaskan para sandera.
Perdana Menteri Papua Nugini mengatakan penculikan meminta uang tebusan jarang terjadi di negaranya
- Dunia Hari Ini: 51 Pria Dijatuhkan Hukuman Atas Kasus Pemerkosaan Prancis
- Anggota Bali Nine Sudah Bebas dan Kembali ke Keluarga Masing-masing
- Pengelolaan Perbatasan RI-PNG Jadi Sorotan Utama di Sidang ke 38 JBC
- Dunia Hari Ini: Australia Terbangkan Warganya Keluar Vanuatu
- Pemakai Narkoba di Indonesia Kemungkinan Akan Dikirim ke Rehabilitasi, Bukan Penjara
- Dunia Hari Ini: Terpidana Mati Kasus Narkoba Mary Jane Dipulangkan ke Filipina