Penyandera Menuntut Uang Tebusan untuk Membebaskan Profesor Australia di Papua Nugini
Perdana Menteri Papua Nugini James Marape mengatakan penduduk desa yang tidak terlibat dalam penculikan sudah membantu melakukan perundingan dan juga memberikan informasi.
Jarang sekali penculikan meminta uang tebusan terjadi di Papua Nugini dan PM Marape mengatakan ini menjadi "sebuah tren baru dalam aktivitas kriminal yang tidak akan ditoleransi."
"Saya kira ini adalah pertama kalinya uang tebusan dijadikan syarat dalam penculikan dan kami menanggapinya dengan serius," katanya.
"Kami tidak ingin ini menjadi preseden ke depannya, dan kami sekarang bekerja sama dengan semua pihak."
Warga Australia diculik tahun lalu
Penculikan di Papua Nugini sudah terjadi di masa lalu, namun kebanyakan ada hubungannya dengan proyek sumber alam atau industri di kawasan regional.
Akhir tahun lalu, seorang warga Australia dan tiga pekerja asal Papua Nugini yang bekerja untuk Santos, di sebuah kilang minyak terpencil di provinsi Hela, diculik pemilik lahan setempat, menurut laporan media berdasarkan keterangan di pengadilan.
Para pekerja tersebut dilaporkan ditahan selama beberapa hari setelah diculik oleh warga yang bersenjatakan pisau dan senjata api buatan sendiri.
Sandera kemudian dibebaskan, namun kejadian tersebut tidak menjadi bahan pemberitaan saat itu.
Perdana Menteri Papua Nugini mengatakan penculikan meminta uang tebusan jarang terjadi di negaranya
- Jumlah Penularan Kasus HMPV Terus Bertambah di Tiongkok, Virus Apa Ini?
- Dunia Hari Ini: Facebook dan Instagram Akan Berhenti Menggunakan Mesin Pengecek Fakta
- Dunia Hari Ini: PM Kanada Justin Trudeau Mundur karena Popularitasnya Menurun
- Program Makan Bergizi Gratis Diharapkan Menyasar Anak Indonesia di Pedalaman
- Dunia Hari Ini: Etihad Batal Lepas Landas di Melbourne karena Gangguan Teknis
- Kabar Australia: Sejumlah Hal yang Berubah di Negeri Kangguru pada 2025