Penyanderaan di Sydney: Opera House dan Sejumlah Tempat Dievakuasi
Samier Sandan, Presiden dari Asosiasi Muslim Libanon mengaku sedang menggelar pertemuan secara online dengan sejumlah komunitas.
Sandan mengatakan belum mengetahui siapa yang berada di belakang peristiwa penyaderaan tersebut, ia pun masih belum tahu apakah kelompok tersebut memiliki kaitan dengan komunitas Muslim di Australia.
"Terlepas dari apakah orang tersebut berasal dari komunitas Muslim di Australia atau tidak, kami masih menunggu informasi dari pihak kepolisian dan kita lihat jika komunitas Muslim bisa membantu mereka," ujar Sandan.
Maskapai penerbangan milik Australia, Qantas dalam akun jejaring sosialnya mengatakan bahwa semua penerbangannya telah dialihkan untuk menghindari kawasan udara pusat kota Sydney. Tetapi semua jadwal penerbangan masih berjalan normal, hingga saat ini.
Rick Morton, salah satu pengguna jejaring sosial mengaku telah berbicara dengan CEO Lindt Chocolate Cafe, lokasi dimana tiga orang disandera. Morton mengatakan kalau CEO tersebut sangat terkejut dan mengatakan ada sekitar 40 orang yang berada di dalam kafe.
Keamanan di gedung Parlemen Federal, atau Parliament House, di Canberra pun kini semakin diperketat.
Menyusul penyanderaan warga di kota Sydney, sejumlah tempat dievakuasi. Sementara itu PM Australia Tony Abbott mengatakan insiden ini sangat mengkhawatirkan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat