Penyanyi asal Banten Nyaris jadi Korban Perdagangan Manusia

Penyanyi asal Banten Nyaris jadi Korban Perdagangan Manusia
Penyanyi asal Banten Nyaris jadi Korban Perdagangan Manusia
Kely juga mengatakan, awal keberangkatannya ke Korsel bermula ketika mengenali seorang wartawan dari media elektronik nasional yang melakukan peliputan di tempat tinggalnya. “Saya kenal dengan ID pada awal 2011, kebutulan ia sedang liputan di sekitar tempat tinggal saya. Dari situ, ia menawarkan pekerjaan kepada saya sebagai penyanyi di Korsel. Dari ID saya dikenalkan kepada YSM, dari YSM saya dikenalkan lagi kepada YD, dan dari YD saya dikenalkan kepada DN. Dan DN merupakan penyalur ke Korsel. Setelah itu, pada 2 Juli 2012 lalu, saya berangkat ke Korsel dengan DN. Setelah menempatkan saya bekerja di sebuah tempat karaoke di Degu, DN tidak pernah terlihat lagi,” jelasnya.

     

Tini Kartini yang merupakan orangtua Kely mengatakan, tidak menaruh kecurigaan bahwa anaknya akan nmenjadi korban perdagangan manusia. “ID orangnya baik, makanya saya percaya dan mengizinkan Kely bekerja dari tawarannya. Saya juga ikut menandatangani surat kontrak, tapi kami tidak diberikan salinannya. Saya juga ikut mengantar Kely saat berangkat ke Korsel hingga bandara Soekarno-Hatta. Namun, setelah mendapat kabar dari Kely, saya langsung mendatangi TPM Provinsi Banten untuk meminta bantuan untuk memulangkan Kely. Selain itu, pada 13 Juli 2012, saya juga melaporkan ID ke Polda Banten,” ujar Tini.

   

Ketua TPM Provinsi Banten Agus Setiawan membenarkan, pihaknya mendapat laporan dari orangtua Kely untuk membantu proses pemulangan Kely. “Orangtuanya medatangi kami pada 4 Juli 2012, setelah menerima laporan tersebut, kami langsung melakukan komunikasi dengan jaringan kami yang berada di Korsel, yaitu Komunitas Muslim Mushola Al Ikhlas Korsel. Setelah itu, mereka melakukan investigasi dan menemukan adanya dugaan perdagaangan manusia di tempat kerjanya Kely. Pada 5 Juli 2012, mereka melakukan skenario penyelamatan Kely dengan memintanya berpura-pura pingsan pada saat bekerja. Setelah Kely pingsan dan di larikan ke Rumah Sakit, tim Komunitas Muslim Mushola Al Ikhlas langsung melakukan penjemputan terhadap Kely,” jelasnya.

   

Agus menambahkan, pemuylangan Kely tidak berlangsung mulus, hal itu dikarenakan dokumen Kely masih di sita pihak manajemen tempat Kely bekerja. “Lalu kami melakukan koordinasi dengan pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) yang berada di Korsel untuk membuat dokumen seperti pasport dan visa yang baru untuk Kely. Alhamdulillah, proses pembuatan dokumen pemulangan Kely tidak menemui hambatan dan pada, Minggu (22/7) Kely sudah bisa di pulangkan ke Indonesia,” tandasnya. (mg-24)
Berita Selanjutnya:
Pelaku Ranmor Ditembak Mati

SERANG - Niat mengadu keberuntungan atau merubah nasib di negeri orang tidak selalu membuahkan hasil yang manis. Hal tersebut dialami Kely Kania


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News