Penyatuan Zona Waktu Dinilai Timbulkan Kekacauan
Rabu, 31 Oktober 2012 – 13:10 WIB
"Cocoknya tiga waktu itulah, saya berbicara ini sebagai salah satu orang yang memahami juga astrnomomis, saya sempat belajar di Inggris berkenaan dengan zona waktu ini dulu," katanya.
Eko menjelaskan, penentuan zona waktu itu, tergantung bujur, dihitung dari green witch setiap tujuh derajat, sehingga apabila disatukan, menurut Eko, dalam penerapan-penerapan analisa-analisa berkaitan astronomis akan kacau.
Lebih jauh Eko menilai, penyatuan zona waktu di Indonesia menjadi GMT +8 (Waktu Indonesia bagian Tengah) tersebut, tidak efektif dan bisa menimbulkan banyak kekacauan, dimana akan membuat masyarakat di wilayah Indonesia bagian barat dan penduduk Indonesia bagian Timur harus mengubah pola hidupnya secara drastis.
"Bagi mereka yang berada di barat, harus beraktivitas lebih pagi atau lebih gelap dari sebelumnya. Bayangkan kalau jam tujuh di sini (Babel.red), jam berapa di Irian sana. Dan, jam tujuh di Irian di sini jam berapa," tandasnya.
PANGKALPINANG - Rencana penyatuan zona waktu menjadi GMT+8 atau menjadi hanya Waktu Indonesia Bagian Tengah (Wita) menuai pro dan kontra. Salah satu
BERITA TERKAIT
- Segini Jumlah Nilai Investor di IKN, Angkanya Mencapai Triliun
- Jelang Nataru, Menteri ESDM dan Dirut Pertamina Tinjau Terminal BBM & LPG di Banten
- Aktif Berbagi di Medsos, Alvino Oldan jadi Global Ambassador Brand Ternama
- Bangun Ekosistem Digital UMKM di Indonesia, Hibank & Mitra Strategis Jalin MoU
- Prabowo Bakal Berkantor dan Kerja di IKN pada 2028
- Startup Perupadata Ingin Terus Tingkatkan Literasi Informasi Masyarakat