Penyebab Garuda Terus Merugi versi Eks Pilot Senior
jpnn.com, JAKARTA - Mantan pilot Garuda Indonesia, Darwis Panjaitan, optimistis PT Garuda Indonesia dapat menjadi perusahaan BUMN yang mampu menyumbang pendapatan bagi negara.
Optimisme hadir, jika seluruh manajemen mau berbenah dan menjalankan strategi mumpuni. Jika dua langkah itu dilakukan, perusahaan penerbangan kebanggaan rakyat Indonesia itu diyakini tak lagi merugi dan membebani keuangan negara.
"Saya kira ada banyak hal yang perlu dibenahi agar dapat bangkit. Dimulai dari taat aturan yang berlaku, bagi semua elemen yang ada," ujar Darwis kepada jpnn.com, Kamis (12/12).
Jadi, menurut Darwis, dua hal utama penyebab Garuda terus mengalami kerugian adalah buruknya manajemen dan strategi bisnis yang tidak mumpuni.
Pria yang kini berprofesi sebagai instruktur di Bali International Flight Akademi ini mengakui, dunia penerbangan, terutama di Asia mengalami penurunan.
Imbasnya, tidak saja bagi Garuda, tetapi juga jasa penerbangan internasional lainnya.
Namun, jika Garuda dapat mengelola dan mengembangkan penerbangan domestik, kata Darwis, maka peluang menjadi perusahaan BUMN yang menyumbang devisa bagi negara, terbuka lebar.
"Garuda itu punya pasar domestik. Ini harus dirawat dan digarap lebih serius. Potensi domestik ini sangat besar. Asal serius saja. Coba lihat, tiket tinggi penerbangan tetap penuh. Cuma kalau melihat service-nya kok malah menurun, enggak balance. Jadi, ada sangat banyak yang perlu dibenahi," kata Darwis yang sudah 40 tahun menjadi pilot Garuda.
Garuda Indonesia terus merugi, menurut mantan pilot Garuda Indonesia Darwis Panjaitan disebabkan beberapa hal.
- Garuda Indonesia Berencana Menambah 15 hingga 20 Pesawat Tahun Depan
- Generasi Taruna
- Mulai Desember 2024, Garuda Indonesia Bakal Turunkan Harga Tiket Rute Domestik
- Garuda Indonesia dan Pusat Fertilitas Alpha IVF & Women’s Specialists Kuala Lumpur Teken Kerja Sama
- Menjelang Natal dan Tahun Baru, Garuda Pastikan tidak Ada Kenaikan Harga Tiket
- Promo Tiket Pesawat hingga Hotel di Hub Space 2024 Sedot Perhatian Pengunjung