Penyebab Habib Rizieq Sulit Pulang menurut Hidayat Nur Wahid

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid menyebut Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab sudah saatnya untuk pulang ke Indonesia setelah dua tahun berada di Arab Saudi.
Hidayat menilai, terhambatnya Rizieq pulang ke Indonesia karena persoalan Pemilu 2019. Karena urusan Pemilu sudah usai, kata Nur, Habib Rizieq seharusnya bisa kembali ke Indonesia.
Hidayat mengungkapkan hal tersebut ketika menyampaikan pidato di Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) PKS yang diselenggarakan di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Sabtu (16/11).
"Beliau tidak boleh pulang itu karena terkait masalah pemilu. Pemilu sudah selesai dan semua aman damai, Ya harusnya beliau kemudian bisa dipulangkan kembali ke Indonesia," ucap Hidayat.
PKS, kata dia, mendukung upaya pemulangan Rizieq ke tanah air. Fraksi PKS di DPR, acap kali menanyakan ke pemerintah terkait upaya memulangkan Rizieq.
"Kami di komisi 1 dan 2, fraksi, mengingatkan agar pemerintah segera memulangkan dan menerima dengan baik Habib Muhammad Rizieq Shihab," tutur dia.
Hingga kini, Rizieq masih berada di Arab Saudi. Bahkan, Rizieq mengklaim sulit pulang ke tanah air karena dipersulit pihak pemerintah Indonesia.
Atas klaim itu, pemerintah Indonesia menyanggah. Perwakilan pemerintah menegaskan bahwa tidak pernah menerbitkan surat pencekalan atas nama Habib Rizieq Shihab. (mg10/jpnn)
Politikus senior PKS Hidayat Nur Wahid punya versi sendiri soal penyebab Habib Rizieq sulit pulang ke Indonesia.
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan
- 24 Jam Nonstop, Posko Mudik Lebaran DPW PKS Banten Sediakan Fasilitas Pijat Relaksasi
- Yanuar Arif Melepas Ribuan Peserta Program Mudik Gratis dengan Kereta Api
- PKS Ajak Yatim, Piatu, & Duafa Belanja Baju Lebaran Gratis
- HNW Sebut Indonesia Layak jadi Pioner Negara OKI Hadirkan Regulasi Anti-Islamophobia
- Waka MPR Hidayat Nur Wahid: Netanyahu Lebih Pantas Ditangkap ICC Dibandingkan Duterte
- Anis Byarwati Minta Pemerintah Waspada pada Angka Deflasi Tahunan