Penyebab Pertamina Rugi Rp 2,75 Triliun Harus Ditelisik
Pengamat Sebut Kerugian Akibat Pemborosan
jpnn.com - JAKARTA - Direktur Eksekutif Energy Watch, Ferdinand Hutahaean menilai penyebab kerugian PT Pertamina yang disampaikan direksi perusahaan BUMN itu terlalu mengada-ada. Menurutnya, alasan yang disodorkan direksi Pertamina bahwa kerugian Rp 2,75 triliun di awal 2015 karena stok minyak sisa 2014 sementara di awal tahun ini harga minyak dunia justru mengalami penurunan, merupakan argumen yang aneh.
"Alasan yang diungkapkan Pertamina itu sangat mengada-ada. Pasokan minyak yang mana? Jika ada stok minyak kita kenapa Pertamina jor-joran untuk impor? Stok memang ada, tapi itu kan tidak seberapa. Itu alasan yang tidak patut dijadikan pembenaran atas kerugian Pertamina," ujar Ferdinand kepada JPNN, Kamis (16/4).
Dugaan Ferdinand, stok minyak yang dimiliki perseroan sudah lenyap dipergunakan untuk menutupi kerugian. "Kalau bicara akibat stok masa lalu sangat tidak mungkin kerugian sebesar itu. Stok masa lalu hanya sekitar 9 juta barel minyak, yang infonya sudah dijual untuk menutupi kerugian," jelasnya.
Untuk itu, ia meminta agar Badan Pengawas Keuangan (BPK) turun tangan langsung melakukan audit kepada perusahaan pelat merah tersebut. Dengan dilakukannya audit, maka akan diketahui secara jelas apa penyebab kerugian tersebut.
"Makanya saya minta BPK untuk turun mengaudit pertamina pada triwulan pertama tahun ini, supaya ketahuan ruginya Pertamina ini dari sektor yang mana," tandasnya
Ferdinand justru menduga kerugian yang ditanggung Pertamina itu akibat pemborosan. Di sisi lain, pendapatan perusahaan pelat merah itu ternyata tak sebanding dengan pengeluaran.
"Menurut pengamatan kami, kerugian itu lebih disebabkan tingginya cost operasional dan production cost Pertamina. Artinya ada pemborosan yang tidak sebanding dengan pendapatan yang menurun, akibat harga minyak dunia menurun," katanya.
JAKARTA - Direktur Eksekutif Energy Watch, Ferdinand Hutahaean menilai penyebab kerugian PT Pertamina yang disampaikan direksi perusahaan BUMN itu
- Tingkatkan Dana Murah, BTN Gandeng UPN Veteran Yogyakarta
- PPN 12 Persen Tidak Berpihak kepada Rakyat, Tolong Dibatalkan
- Gen Z Perlu Penguatan Literasi Keuangan, Biar Enggak FOMO
- Lewat Program SGSP, SIG Tingkatkan Kesejahteraan Petani di Rembang
- Mebiso Masuk Nominasi IKMA Awards 2024
- Pertahankan Status Whitelist Bendera RI, BKI Ajak Stakeholders Pelayaran Indonesia Tingkatkan Kualitas Kapal