Penyebab Utama Elektrifikasi di Indonesia Timur Masih Rendah

Lampu yang sumber energinya terbarukan tersebut mempunyai sensor surya. Lampu semacam itu, menurut dia, tepat digunakan di kawasan Indonesia Timur yang pembangunan infrastrukturnya belum merata.
Untuk menerangi rumah atau jalanan, masyarakat tidak perlu lagi menunggu PLN guna mendirikan pembangkit di kawasan mereka atau menciptakan jaringan baru.
Lampu buatan Santinilestari tersebut juga dilengkapi dengan baterai. Energi dalam baterai itu bisa digunakan saat masa darurat.
Menurut Ricky, lampu tenaga surya itu juga mempunyai sistem penyimpanan energi yang cerdas.
Perusahaan juga melengkapi produknya dengan sistem artificial intelligence. Sistem itu mempermudah pengoperasian infrastruktur penerangan dengan bantuan internet.
“Sampai saat ini sebagian besar konsumen kami adalah instansi pemerintahan. Sebagian besar digunakan untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur, terutama penerangan jalan umum (PJU),” ujar Ricky.
Kini perusahaan berupaya menghasilkan produk yang bisa digunakan rumah tangga.
Bukan hanya lampu, Santinilestari pun memproduksi solar panel. Ricky berharap pemasaran solar panel bisa dimulai pada 2020.
Pembangunan pembangkit listrik di Indonesia Timur yang tidak mudah membuat elektrifikasi di sana rendah.
- Penuhi Kebutuhan Listrik Saat IdulFitri, PLN IP Operasikan 371 Mesin Pembangkit
- Pastikan Pasokan Listrik Aman Saat Arus Mudik, PLN UID Jakarta Raya Siapkan SPKLU di Rest Area
- Pertamina NRE Menjamin Pasokan Energi Bersih Lancar Selama Ramadan dan Idulfitri
- Info Penting, Masyarakat Surabaya Harap Lakukan Ini Sebelum Mudik Lebaran 2025
- Gubernur Herman Deru & GM PLN Bersinergi Kejar Target Sumsel 100 Persen Teraliri Listrik
- Libur Lebaran, PLN Indonesia Power Pastikan Keandalan Pasokan Listrik