Penyebab Utama Harga TBS Kelapa Sawit Anjlok
Terpisah, Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Kaltim Muhammad Sjah Djafar mengatakan, penurunan harga kelapa sawit terus terjadi.
Karena itu, pemerintah diharapkan segera menghadirkan industri hilirisasi. Dengan hilirisasi, kepastian pasar untuk para petani lebih baik.
Dengan adanya kepastian pasar, harga tidak akan lagi bergantung pada eksternal.
“Hilirisasi yang dipilih di Kaltim juga harus punya kepastian pembeli. Jangan hanya hilirisasi tetapi selanjutnya tidak tau dijual ke mana hasilnya,” tuturnya. Kaltim harus menjadi salah satu daerah tempat dibangunnya industri hilirisasi CPO.
Namun, hilirisasi CPO bermacam-macam, tidak bisa semuanya dilakukan. Ini yang harus dilihat pasarnya. Misalnya biodiesel, harus sudah jelas pembelinya.
“Kita harus tahu hilirisasi apa yang bisa dikembangkan di Kaltim disertai pembeli yang jelas. Jangan sampai kita hilirisasi tapi tidak ada pasarnya. Lebih baik ekspor CPO walaupun harganya terus turun,” pungkasnya. (*/ctr/ndu/k15)
Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Kaltim Ujang Rachmad mengatakan, penurunan harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit tak lepas dari anjloknya harga crude palm oil (CPO).
Redaktur & Reporter : Ragil
- Nilai IKIP Kaltim Meningkat, Masuk Tiga Besar Nasional
- Kelapa Sawit untuk Pembangunan Berkelanjutan
- TSIT dan Apkasindo Memperkenalkan Teknologi Drone Pertanian Canggih di IPOC 2024
- Menko Airlangga Dorong Industri Kelapa Sawit yang Berkelanjutan, Efisien & Kompetitif
- Kaltim Raih Peringkat 13 Nasional di Ajang PEPARNAS XVII 2024
- Pembangunan IKN Jadi Daya Ungkit Realisasi Investasi di Kalimantan Timur