Penyebab Utama Industri Baja Tidak Berdaya

Data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim menunjukkan bahwa pada kuartal keempat 2018 kinerja produksi manufaktur skala besar dan sedang tumbuh sekitar 7,19 persen.
Sementara itu, industri manufaktur mikro dan kecil hanya naik kira-kira 4,11 persen.
”Yang perlu menjadi catatan, growth manufaktur khusus skala mikro dan kecil sepanjang semester kedua 2018 sempat kontraksi. Kuartal keempat turun sekitar 5,44 persen dibanding kuartal ketiga,” tutur Jamhadi.
Untuk menggenjot kinerja manufaktur skala mikro dan kecil itu, Kadin menyiapkan beberapa strategi.
Antara lain, membuat klaster industri sekaligus menentukan standar tiap sektor agar bisa lebih fokus dalam membina.
”Contohnya, dibuat klaster industri mamin, fashion, dan kerajinan. Lalu, masing-masing dibuatkan standardisasi atau SNI, spesifikasi, dan kemudian dimodali dinas koperasi serta Kadin Jatim,” kata CEO PT Tata Bumi Raya itu.
Dengan demikian, Jamhadi berharap pengusaha Jatim yang 97 persennya masuk kategori UKM tersebut bisa berkompetisi di pasar internasional.
”Kami nanti juga bisa bantu mencarikan market di mancanegara,” ucapnya.
Kinerja industri baja menurun sepuluh persen selama semester pertama 2019 karena bisnis properti stagnan.
- Gathering ISSEI 2025 Perkuat Sinergitas Ekosistem Industri Baja Nasional
- KRAKATAU POSCO Raih Predikat Green PROPER Selama 2 Tahun Berturut-Turut
- Krakatau Steel Perkuat Strategi Hadapi Proteksionisme & Dumping Baja Global
- LippoLand Punya Logo, Visi & Misi Baru Sambut Pertumbuhan Properti Indonesia
- Ini Strategi LPCK Tingkatkan Kualitas Layanan kepada Konsumen
- LippoLand Menawarkan Cendana Suites, Modern & Stylish, Fasilitas Lengkap, Harga Terjangkau