Penyebab Utama Lifting Migas Masih Rendah
jpnn.com, BALIKPAPAN - Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Kalimantan Sulawesi (Kalsul) Syaifudin mengatakan, lifting migas yang rendah disebabkan decline rate yang lebih tinggi dan lebih cepat di beberapa blok yang beralih ke pelukan pemerintah.
Dari Wilayah Kerja (WK) secara nasional sebanyak 219. Wilayah Kalsul terdapat 69 WK. Di Kaltim, termasuk Kaltara, ada 38 WK.
SKK Migas Kalsul mencatat lifting migas hingga Mei 2019 lalu sebesar 91.336 barrel oil per day (BOPD) dari target APBN minyak sebesar 111.233 BOPD.
BACA JUGA: Penjualan Properti Harga Rp 1 Miliar Laris Manis
Sementara itu, gas sebesar 1.945 million standard cubic feet per day (MMSCFD) dari target 2.547 MMSCFD.
Target lifting minyak pada APBN 2019 sebesar 775.000 BOPD dan realisasi sebesar 751.015 BOPD.
Di sisi lain, untuk gas sebesar 7.000 MMSCFD dan realisasi mencapai 5.928 MMSCFD.
“Kontribusi lifting Kalsul untuk minyak sebesar 12 persen dan gas 33 persen dari lifting nasional. Masih sangat signifikan. Karena itu, kami berharap operasional perusahaan migas di Kalsul yang banyak beroperasi di Kalimantan mendapat dukungan dari semua pihak,” tuturnya, Kamis (27/6).
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Kalimantan Sulawesi (Kalsul) Syaifudin mengatakan, lifting migas yang rendah disebabkan decline rate yang lebih tinggi dan lebih cepat di beberapa blok yang beralih k
- UMKM Binaan Pertamina Diminati di Indonesia Week Hongkong 2024
- Direksi dan Komisaris Pertamina Dirombak, Simon Gantikan Nicke Widyawati jadi Dirut
- 30 Finalis Startup Terbaik Siap Bersaing Perebutkan Dana Ratusan Juta di Pertamuda 2024
- Reduksi Emisi Capai 1,2 juta Ton C02, Pertamina Sebut Lampui Target Dekarbonisasi
- Dukung Inklusi, Pertamina Kembangkan UMKM Perempuan Lewat Program PFpreneur
- Pertamina Patra Niaga Regional JBB Gelar Sosialisasi Program MOKA Saninten