Penyebab Utama Produk Gadai Pegadaian Menurun
Tak hanya itu, perlambatan terbesar juga dialami di Samarinda. Dibandingkan provinsi lainnya di Pulau Borneo, Kaltim menjadi satu-satunya daerah yang mengalami tren perlambatan tersebut.
Secara year-to-date per 13 Juli 2019, porsi outstanding loan (OSL) gadai mengalami penurunan sebesar 1,93 persen di Balikpapan dari posisi akhir tahun senilai Rp 462 miliar menjadi Rp 453,72 miliar.
Sementara itu, di Samarinda hanya tumbuh 1,34 persen menjadi Rp 535,79 miliar dari posisi akhir tahun senilai Rp 528,69 miliar.
Banjarmasin dan Pontianak justru masih melanjutkan tren pertumbuhan masing-masing sebesar 3,41 persen dan 5,76 persen.
Asror mengungkapkan, Balikpapan menjadi wilayah yang paling terdampak dari perlambatan lantaran hanya menjadi lokasi kantor pendukung perusahaan pertambangan.
Di sisi lain, pelabuhan laut untuk dermaga barang juga telah dipindahkan ke Samarinda. Kondisi ini mengakibatkan merosotnya aktivitas bisnis di kawasan ini.
Selain itu, sambung dia, penertiban kontraktor kecil dari pertambangan ilegal juga telah membuat penurunan jumlah nasabah di kawasan ini dengan kembalinya mereka ke daerah asal.
Menurutnya, sebagai wilayah yang mengandalkan SDA, Kaltim memang berbeda dengan Pontianak dan Banjarmasin yang dikenal sebagai kota perdagangan.
Tren gadai di PT Pegadaian (Persero) Wilayah IV Kalimantan mengalami penurunan sepanjang semester I 2019 karena perekonomian yang belum membaik.
- Pegadaian 123 Go! Bersiap Meluas dengan Bank Emas
- Pegadaian Gelar Media Awards 2024, Puluhan Jurnalis Raih Penghargaan
- Badai Emas Pegadaian Periode III Masih Berlanjut, Waspada Terhadap Penipuan!
- Bantu Korban Erupsi Gunung Lewotobi, Pegadaian Hadir untuk Masyarakat Bukan Hanya Soal Bisnis
- Pegadaian Salurkan Bantuan kepada Warga Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi
- Dirut Pegadaian Raih Penghargaan sebagai Tokoh Pendukung Inklusivitas Keuangan