Penyebutan 'Harmony Day' Diperdebatkan di Australia karena Sejarah Kelam di Baliknya
Dini hari tanggal 21 Maret tahun 1960, sejumlah warga mulai mendatangi kantor polisi di sebuah kota di Afrika Selatan Sharpeville.
Mereka berkumpul untuk mengadakan unjuk rasa damai atas pencabutan undang-undang bagi warga kulit hitam di Afrika selatan yang harus membawa paspor ke manapun mereka pergi di dalam negeri.
Penyelenggara unjuk rasa meminta mereka yang hadir untuk meninggalkan paspor mereka di rumah, hal yang bertentangan dengan hukum dan mungkin bisa menyebabkan ribuan orang ditahan.
Di luar kantor polisi beberapa pengunjuk rasa membakar dokumen mereka ke dalam api unggun.
Menjelang siang, massa sudah mencapai ribuan. Ratusan polisi dikerahkan, namun menurut saksi mata, suasana protes pada awalnya berjalan damai dan aman.
Apa yang kemudian mengubah situasi tidaklah jelas. Yang terjadi kemudian adalah kekacauan ketika seorang petugas polisi melepaskan tembakan senjata, hal yang kemudian diikuti rekan-rekannya.
Sebanyak 69 warga tewas dan ratusan lain mengalami luka-luka dalam peristiwa yang kemudian dikenal dengan Pembantaian Sharpeville.
Dari pembantaian ke 'Harmony Day'
Foto dan rekaman video para pengunjuk rasa damai yang mencoba melarikan diri dari tembakan peluru dengan jaket menutup kepala mengejutkan dunia.
Tanggal 21 Maret dirayakan di seluruh dunia sebagai Hari Internasional bagi Penghapusan Diskriminasi Rasial, memperingati pembantaian brutal di Afrika Selatan lebih dari 60 tahun lalu
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat
- Dunia Hari Ini: Tiga Orang Ditangkap Terkait Meninggalnya Penyanyi Liam Payne
- Latihan Militer Terpisah dengan Rusia dan Australia, Indonesia Tak Ingin Dikuasai oleh Siapa Pun?
- Dunia Hari Ini: Donald Trump Jadi Presiden, Kamala Harris Mengakui Kekalahannya
- Dunia Hari Ini: Beberapa Hasil Suara Pemilu Amerika Serikat Mulai Keluar
- Dunia Hari Ini: Kecelakaan Bus di India Telan Puluhan Nyawa