Penyebutan 'Harmony Day' Diperdebatkan di Australia karena Sejarah Kelam di Baliknya
Dia mengatakan fokus mengenai sisi positif dari kehidupan multi budaya membuat Australia tidak mampu melihat sisi buruk sejarah masa lalu dan masalah-masalah yang ada dalam kehidupan multi budaya saat ini.
"Kita harus berani untuk tidak sekadar merayakan hal yang baik saja," katanya.
"Karena tidak semua sejarah Australia berkenaan dengan kehidupan multi budaya adalah positif. Ini bukan sekadar merayakan aspek yang bagus dari budaya tersebut.
"Ini juga membicarakan masa lalu dan beberapa peninggalan dari rasisme dan kolonialisme di Australia yang belum ditangani dengan baik."
Haruskah nama 'Harmony Day' diganti?
Melihat sejarah 21 Maret, beberapa pemimpin masyarakat kini menyerukan agar nama Harmony Day diganti untuk memberikan gambaran lebih akurat dari sejarah awalnya.
FECCA, lembaga yang menaungi warga dari berbagai budaya dan bahasa yang berbeda di Australia, adalah salah satu di antaranya.
Mereka ingin agar nama tersebut diubah sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh PBB menyusul pembantaian Sharpeville.
"Kami merasa lebih penting untuk mengakui bahwa rasisme ada dan kita semua harus bekerja bersama-sama untuk menghilangkannya," kata Direktur Eksekutif FECCA Mohammad Al-Khafaji.
Tanggal 21 Maret dirayakan di seluruh dunia sebagai Hari Internasional bagi Penghapusan Diskriminasi Rasial, memperingati pembantaian brutal di Afrika Selatan lebih dari 60 tahun lalu
- Menko Airlangga & Dubes Australia Bertemu, Kedua Negara Bahas Sejumlah Agenda Penting
- Jumlah Penularan Kasus HMPV Terus Bertambah di Tiongkok, Virus Apa Ini?
- Dunia Hari Ini: Facebook dan Instagram Akan Berhenti Menggunakan Mesin Pengecek Fakta
- Dunia Hari Ini: PM Kanada Justin Trudeau Mundur karena Popularitasnya Menurun
- Program Makan Bergizi Gratis Diharapkan Menyasar Anak Indonesia di Pedalaman
- Dunia Hari Ini: Etihad Batal Lepas Landas di Melbourne karena Gangguan Teknis