Penyelam Susah Bergerak, Ekor Pesawat Sudah Diikat

jpnn.com - SELAT KARIMATA - Fotografer Jawa Pos Fedrik Tarigan juga sempat ikut rombongan Kopaska menuju tempat penyelaman. Dia menyebutkan ombak di lokasi mencapai lima meter.
Kepala Basarnas FHB Soelistyo mengatakan, buruknya operasi kemarin juga disebabkan oleh tingginya arus bawah laut. Menurutnya, saat operasi berlangsung kecepatan arus mencapai 5 knot.
"Jarak pandang pun menjadi sulit. Para penyelam mau menggerakkan badan ke satu titik juga akan sangat susah," ungkapnya, kemarin.
Meski demikian, operasi pengangkatan akan kembali dicoba pada pukul 19.00 WIB. Operasi ditujukan pada pemasangan tali crane dari kapal Crest Onyx serta mengisi udara floating bag.
"Saat ini tali sudah diikatkan ke ekor pesawat dan satu floating bag dengan kapasitas beban 10 ton juga sudah terpasang," tuturnya.
Namun sayangnya, hingga menjelang petang, operasi pengapungan ekor pesawat belum berhasil dilakukan. Sehingga terpaksa harus menunggu hingga kondisi arus membaik.
Atas kondiai ini Moeldoko juga memerintahkan jika cuaca baik pengangkatan ekor pesawat bisa dicoba dengan crane towing dari geladak Crest Onyx menggunakan tali trost yang diikat seling ke belting (tali yang menyabuki ekor pesawat).
Setelah itu pengangkatan dikombinasikan dengan floating bag (pengapungan menggunakan kantong udara). "Seluruh potensi kami pakai untuk segera mendapatkan black box," tegas Moeldoko.
SELAT KARIMATA - Fotografer Jawa Pos Fedrik Tarigan juga sempat ikut rombongan Kopaska menuju tempat penyelaman. Dia menyebutkan ombak di lokasi
- 5 Berita Terpopuler: Revisi UU ASN Mengubah Sesuatu, Ada Pasal yang Dipersoalkan, Honorer R2/R3 Keburu Pensiun
- Ma'aruf Amin Sebut Lebih Baik Kirim Bantuan Ketimbang Evakuasi Warga Gaza ke Indonesia
- Muncul Penolakan Soeharto Sebagai Pahlawan Nasional, Mensos Merespons Begini
- Cak Imin: Tadi Presiden juga Menelepon Saya
- Pernyataan Terbaru Mensos soal Soeharto Pahlawan Nasional
- Sufmi Dasco Ahmad Bicara Soal Isu Matahari Kembar, Begini Kalimatnya