Penyelamat Keluarga dari Boraks
jpnn.com - SURABAYA - Di mana - mana ada boraks. Bakso, mi basah, hingga lontong atau ketupat pun sering tak luput dari bahan berbahaya itu.
Mahasiswa ITS bernama Peter Chondro dkk menciptakan nipex alias detektor boraks agar zat kimia pengenyal dan pengawet makanan itu tak meracuni keluarga. Alat tersebut bisa digunakan sehari-hari untuk rumah tangga.
"Boraks ini sangat berbahaya. Kalau sampai masuk ke tubuh, bisa-bisa jadi kanker hati," ujar Peter.
Dia pun menjelaskan cara kerja unipex. Mulanya, hancurkan sampel makanan ke copper dengan tambahan air. Lalu, buka keran di samping blender untuk menarik sampel yang telah hancur itu ke tabung reaksi. Tunggu beberapa detik, kandungan boraks pada makanan tersebut otomatis muncul di layar LCD.
Peter menjamin alatnya sangat objektif. Dia membandingkan alatnya dengan kertas curucumin yang biasanya digunakan untuk menguji kadar boraks secara sederhana.
"Kalau pakai kertas, kan biasanya berwarna merah. Lha, masing-masing orang melihat merah itu kan berbeda," ujar mahasiswa semester VI tersebut.
Unipex adalah alat yang sangat kuantitatif dan objektif. Simpel dan sangat mudah digunakan di rumah.
Peter menciptakan alat itu bersama Fauzan Aristyo, Yoni Widhi, Armand Dvy, dan Hanifar Kahira. Mereka sama-sama berkuliah program studi elektronika industri ITS.
SURABAYA - Di mana - mana ada boraks. Bakso, mi basah, hingga lontong atau ketupat pun sering tak luput dari bahan berbahaya itu. Mahasiswa ITS bernama
- ASUS Siapkan ExpertBook P5, Copilot+ PC Pertama untuk Bisnis Berbasis AI
- Pertemuan HLF MSP dan IAF ke-2: Komdigi Bahas Pencapaian Positif Indonesia
- Asyik! Aplikasi Gemini Kini Hadir di iPhone
- Meta Bakal Menayangkan Iklan di Threads Mulai Tahun Depan
- Ada Kabar Baik dari Spotify Untuk Pembuat Konten Video, Cuan!
- ASABRI Bangun Fondasi KIP Lewat Uji Publik Bersama Komisi Informasi Pusat