Penyelenggara Pemilu Perlu Kreatif, Jangan Hanya Lewat Media Konvensional
jpnn.com, BANYUMAS - Pengamat politik dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Ahmad Sabiq menilai, penyelenggara pemilu di tiap-tiap daerah perlu makin kreatif dalam melakukan pendidikan kepemiluan kepada masyarakat.
Tujuannya, agar partisipasi pemilih pada Pemilu 2024 mendatang tinggi dan menghasilkan pemimpin yang benar-benar amanah.
"Penyelenggara pemilu tentu dituntut untuk makin kreatif agar bisa beradaptasi dengan situasi dan menghasilkan konten-konten digital yang apik dan menarik," ujar Ahmad Sabiq di Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (10/6).
Menurut Ahmad Sabiq, kampanye penting dilakukan lewat media-media sosial. Jadi, tidak hanya lewat media massa konvensional, seperti TV, radio, dan surat kabar.
Ia juga mengatakan, peringatan Hari Media Sosial setiap 10 Juni, menjadi momentum tepat untuk menggencarkan pendidikan pemilu lewat virtual.
"Ini momentum yang tepat untuk makin mengoptimalkan lagi sosialisasi melalui virtual atau melalui media sosial guna meningkatkan partisipasi pemilih," ucapnya.
Sabiq lebih lanjut mengatakan, sosialisasi dan edukasi mengenai kepemiluan melalui media sosial cukup efektif menjangkau sebagian penduduk Indonesia.
"Namun, perlu diingat pula bahwa masih cukup banyak juga penduduk Indonesia yang belum bisa mengakses internet, misalnya di wilayah pelosok," katanya.
Pengamat politik ini menilai penyelenggara pemilu perlu kreatif dalam melakukan pendidikan kepemiluan, jangan hanya lewat media konvensional.
- Rommy Minta Pengurus Partai Tobat, Wasekjen PPP Bereaksi Begini
- Selama 2024, DKPP Pecat 66 Penyelenggara Pemilu
- Hadiri HUT ke-60 Golkar, Bamsoet Apresiasi Prabowo Dukung Perubahan Sistem Demokrasi
- Mardiono: Kader PPP Menyalahkan Kekurangan Logistik Pas Kalah Pemilu 2024
- Menjelang Pelantikan Prabowo-Gibran, MUI Keluarkan 3 Seruan Penting
- 2 Daerah ini Paling Rawan Terjadi Pelanggaran Netralitas ASN