Penyelesaian Mirip Sandiwara
Kembali ke kasus Batam dan Binjai, apakah ini ada kaitannya dengan kasus sebelumnya, pada 21 September?
Iya, ada kaitannya. Saya melihat pada cara penyelesaiannya. Cara penyelesainnya itu setengah-setengah, tidak serius, seperti sandiwara. Coba simak pengumuman tim penyelidik, masih pakai kata-kata Jiwa Korsa dan semacamnya. Kalau masih seperti itu, ya tidak akan tuntas.
Lantas, bagaimana cara penyelesaian agar tuntas?
Mestinya, hukum harus ditegakkan, salah ya bilang salah dan dihukum. Tim penyelidik mestinya independen, terdiri orang-orang independen, melibatkan Komnas HAM, LSM, dan pakar atau pengamat yang paham hukum. Jangan hanya diisi orang-orang dari kedua institusi yang bertikai. Boleh mereka menjadi anggotanya, tapi pimpinannya harus dari orang independen.
Selain proses hukum, apa lagi yang bisa menuntaskan konflik laten ini?
Saya lihat ada yang pakai olah raga bersama, itu hanya sandiwara. Upaya penyelesaian harus permanen. Kuncinya penegakkan hukum, siapa yang harus bertanggung jawab harus disanksi. Jangan hanya bawahan yang disanksi, tapi juga pimpinannya di tingkat daerah, termasuk kapolrinya juga harus dimintai pertanggungjawaban.***
SEJUMLAH oknum anggota TNI dari Batalyon Infanteri 134 Tuah Sakti bentrok dengan anggota Brimob di di Tembesi, Batam, 21 September 2014. Ada kaitannya
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi