Penyerapan Pupuk Organik Bersubsidi Terus Meningkat

“Dunia mengamanatkan bagaimana kita menggunakan N (nitrogen) seefisien mungkin. Selama ini pupuk N yang terserap. Selain itu kami diminta shifting ke organik, hayati dan bio supaya tanah sehat,” ucapnya.
Winarno Tohir, Ketua Umum Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) mengatakan, perlu ada gerakan penggunaan pupuk organik karena lahan sudah mengalami leveling off.
Apalagi, kata Winarno, berdasarkan BPS terbaru lahan baku pangan kita turun 600 ribu hektare hektare menjadi 7,1 juta hektare.
“Kami juga perlu tambahan penyuluh untuk sosialisasi penggunaan pupuk organik, hayati dan pembenah tanah. Bahasanya ke petani harus beda. Harus bikin bahasa petani. Dibutuhkan perpaduan pupuk anorganik dan organik,” terangnya.
Dia menjelaskan, guna meningkatkan produktivitas padi berkelanjutan perlu menggunakan pupuk organik, pupuk hayati, dan pembenah tanah.
“Namun pemakaiannya perlu dikombinasikan dengan pupuk anorganik karena tantangan dan tugas pemenuhan pangan nasional kita sangat riskan dan kurang bijak bila digantungkan pada sistem pertanian seperti ini,” kata dia.
Menurutnya, pemupukan harus berimbang antara pupuk anorganik dengan pupuk organik bersama-sama dengan pupuk hayati dan pembenah tanah serta dibarengi dengan pengendalian hama penyakit terpadu.
Dia menambahkan, pembangunan pertanian khususnya padi sebagai komoditas pangan utama, saat ini menjadi sangat strategis karena menyangkut kedaulatan pangan nasional berkelanjutan ke depan.
Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong penggunaan pupuk organik kepada petani.
- Wamentan Sudaryono Optimistis Indonesia Jadi Lumbung Pangan Dunia
- Kementan Cetak Petani Muda, Indonesia Jadi Role Model Global
- Mentan Amran dan Wamentan Sudaryono Jadi Ujung Tombak Mencapai Swasembada Pangan
- Kementan Gelar Forum Komunikasi Publik Standar Pelayanan RIPH
- Kementan Gelar Forum Komunikasi Publik Penerbitan Standar Pelayanan Produk PSAT
- Mentan: Pengamat Rugikan Negara Rp5 Miliar Bukan Sosok Asing, Guru Besar