Penyidik Kesulitan Ungkap Kematian Perantau Minang, Kapolres Jaktim: CCTV Tidak Berfungsi
jpnn.com, JAKARTA - Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Nicolas Ary Lilipaly mengungkapkan pihaknya mengalami kesulitan dalam pengungkapan kasus kematian perantau Minang, Rahmat Faisandri.
Hal ini disampaikan saat konferensi pers di Mapolres Jakarta Timur, Senin (3/2).
"Terkait dengan kesulitan dalam pengungkapan kasus ini, kita tahu bersama bahwa yang dilaporkan ke kami bahwa yang bersangkutan mencuri dan selanjutnya dilakukan pengeroyokan oleh para tersangka," kata Ary.
Dia menjelaskan awalnya pelaku melaporkan Rahmat sebagai pencuri dan dilakukan pengeroyokan.
"Sehingga tanggal 21 itu baru kami membuat laporan model A. Dan identitas daripada korban sendiri tidak ada, sama sekali tidak ada identitas. Berikutnya kesulitan kami juga CCTV di situ tidak berfungsi," lanjutnya.
Dia juga mengaku kesulitan lantaran para tersangka langsung diberhentikan setelah kejadian pengeroyokan tersebut, sehingga semuanya kembali ke daerah masing-masing.
"Setelah kejadian itu para pekerja ini diberhentikan dan mereka kembali ke kampung, ada juga yang mencari pekerja lain. Ini yang membuat kami kesulitan untuk mencari mereka, identitas mereka, sehingga kita harus melakukan prosedur yang sesuai dengan SOP berlaku," kata Ary.
Sebelumnya, Polres Metro Jakarta Timur akhirnya melakukan pengungkapan kasus kematian perantau Minang, Rahmat Faisandri, 29, Senin (3/2).
Kapolres Jakarta Timur Kombes Nicolas Ary Lilipaly mengungkapkan pihaknya mengalami kesulitan dalam pengungkapan kasus kematian perantau Minang Rahmat Faisandri
- Diduga Ada Kejanggalan Atas Kematian Rahmat Faisandri, Kapolres Jaktim Bilang Begini
- Ini Alasan Kapolres Jaktim Enggan Ungkap Perkembangan Kasus Kematian Rahmat Sejak Awal
- Komisi III Gelar RDPU Soal Misteri Pembunuhan Perantau Minang di Jakarta Timur
- Rayola Hingga David Iztambul Siap Meriahkan Silaturahmi Akbar Perantau Minang
- Mudik Lebaran, Perantau Minang Disambut Alunan Talempong
- Kisah Perantau Minang Selamat dari Kerusuhan Wamena, 2 Jam di Atas Atap