Penyintas Bom Bali Pertanyakan Persidangan Hambali

Sepanjang proses tersebut, Hambali tetap ditahan dengan akses sangat terbatas ke dunia luar.
Pengacaranya menggambarkan Hambali sebagai pembaca dan konsumen berita yang rakus. Mereka mengatakan bahwa dia "bijaksana" dan "sangat cerdas".
Berkas tuntutan menyebutkan dia bertanggung jawab atas serangan teroris terburuk terhadap warga Australia.
Tuduhan
Hambali dituduh melakukan banyak kejahatan, termasuk terorisme. Berkas tersebut menjelaskan bagaimana Hambali diduga mengatur pemboman simultan pada 12 Oktober 2002, yang menewaskan 202 orang, termasuk 88 warga Australia.
Disebutkan bahwa Hambali berencana menyaksikan pemboman itu melalui TV kabel dari kamar hotel di Kamboja. Dia diduga menyampaikan rasa kagetnya kepada seorang pelaku lainnya mengenai akibat serangan dan "tidak menduga banyak orang meninggal".
Tidak seperti berkas tuntutan pertama, berkas kedua mencakup tuduhan terhadap dua deputi Hambali - pria Malaysia Mohammed Nazir Bin Lep, dikenal sebagai Lillie, dan Mohammed Farik Bin Amin, dikenal sebagai Zubair, yang juga ditahan di Guantanamo.
"Saya pikir satu kemungkinannya bahwa mereka mencoba menekan para deputi agar memberatkan dalang perencana," kata Carol Rosenberg, jurnalis Miami Herald yang telah meliput Guantanamo sejak dibuka pada tahun 2002.
"Saya kira bisa juga mereka sedang berhati-hati, mengapa harus menggelar tiga peradilan jika bisa melakukannya sekali?" ujarnya.
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia