Pep Guardiola, Kesuksesan Domestik, dan Kegagalan di Liga Champions
Liga Champions sebenarnya memang target utama pemilik City Sheikh Mansour yang dibebankan kepada Pep.
Dana belanja pemain hingga GBP 490,920 juta atau setara Rp 9,01 triliun pun sudah digelontorkan bos asal Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, tersebut.
Namun, sebagaimana dilansir Sky Sports, Pep lebih bangga dengan capaian quadruple ketimbang mengejar trofi juara Liga Champions.
”Saya memang mencintai Liga Champions. Namun, merealisasikan ini (quadruple, Red) jauh lebih sulit ketimbang meraih trofi Liga Champions,” sebutnya.
Pelatih 48 tahun itu lebih suka membahas pengalamannya menaklukkan empat dari lima ajang kali pertama.
Sebab, itu menjadi yang pertama baginya. Di lima liga elite Eropa, selain Inggris, praktis hanya Prancis yang memiliki sampai empat ajang domestik.
”Saya tak menyebutnya terbaik, tetapi satu yang terbaik. Menjalani 10 bulan dengan bermain di semua ajang dan memenangi treble (di luar Community Shield, Red) kali pertama benar-benar membutuhkan konsistensi tiap hari,” tutur mantan pelatih Bayern Muenchen tersebut.
Itu sekaligus menambah tantangan Pep dalam menghadapi musim keempatnya bersama City.
Pep Guardiola menunjukkan peningkatan prestasi selama membesut Manchester City. Dia sempat gagal memberikan gelar pada musim pertama.
- Liga Champions: Manchester City Gagal Menang di Kandang Sendiri
- Liga Champions: Bayern Muenchen Menang Tipis atas PSG, Kim Min-jae jadi Pahlawan Kemenangan
- Liga Champions: Panggung Tim Tamu Menghancurkan Tuan Rumah
- Liga Champions: Puasa Manchester City Berlanjut
- Liga Champions Memasuki Masa Krusial, Cek Klasemen
- Pep Guardiola: Masa Buruk Ini akan Segera Berlalu