Per Januari, Utang Luar Negeri Indonesia Mencapai Level Rp 6.115 Triliun
jpnn.com, JAKARTA - Utang luar negeri Indonesia membengkak jadi USD 410,8 miliar atau setara Rp 6.115,6 triliun per akhir Januari 2020.
Utang tersebut tumbuh 7,5 persen jika dibandingkan dengan Desember 2019, tetapi melambat ketimbang pada November 2019, yang naik 7,7 persen.
Dalam laporan data Bank Indonesia, utang tersebut dihimpun oleh sektor swasta, termasuk BUMN sebesar USD 203 miliar. Selain itu, utang juga berasal dari pemerintah dan bank sentral sebesar USD 207,8 miliar.
"Perkembangan tersebut terutama disebabkan oleh perlambatan ULN swasta," kata Departemen Komunikasi (Dekom) Bank Indonesia (BI) dalam info terbarunya di Jakarta, Senin.
Dijelaskan, pada Januari 2020, ULN swasta tumbuh 5,8 persen (yoy), menurun berbanding dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 6,5 persen (yoy), yang dipengaruhi oleh perlambatan ULN lembaga keuangan.
Secara sektoral, ULN swasta didominasi oleh sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara (LGA), sektor pertambangan dan penggalian, dan sektor industri pengolahan.
Pangsa ULN pada keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 77,3 persen, kata Dekom BI.
Sementara itu, ULN pemerintah tumbuh sedikit meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. Posisi ULN pemerintah pada akhir Januari 2020 tercatat sebesar 204,9 miliar dolar AS atau tumbuh 9,5 persen (yoy).
Utang luar negeri Indonesia membengkak jadi USD 410,8 miliar atau setara Rp 6.115,6 triliun per akhir Januari 2020.
- Usut Kasus korupsi CSR, KPK Periksa Pejabat Bank Indonesia
- Rupiah Melemah Karena Penggeledahan di BI? Misbakhun Angkat Suara
- Pemerintah Sebar Uang Layak Edar Rp 133,7 Triliun untuk Natal dan Tahun Baru
- Sambut Natal & Tahun Baru, BI Menyediakan Uang Layak Edar Rp 133,7 Triliun
- Malam-malam, KPK Menggeledah Kantor BI, Ada Kasus Korupsi Apa?
- BI Melaporkan Utang Indonesia Menurun, Berikut Perinciannya