Perajin Badui Memasarkan Kain Tenun Melalui Media Sosial

Perajin Badui Memasarkan Kain Tenun Melalui Media Sosial
Seorang wanita Suku Badui Luar menenun kain di Kampung Kaduketug Kanekes, Lebak, Banten, Sabtu (31/8). Foto: Antara

jpnn.com, LEBAK - Sejumlah perajin Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten, mulai memasarkan produk kerajinan kain tenun melalui media sosial karena memiliki jaringan luas.

"Kami merasa kewalahan melayani permintaan pesanan dari berbagai daerah di Tanah Air," kata Amir (40), seorang perajin di kawasan Badui Lebak, Sabtu (31/8).

Pemasaran melalui media sosial sangat terbantu pendapatan ekonomi karena banyak menerima pesanan. Sebab para konsumen lebih mudah dan mengetahui produk kain tenun Badui melalui WhatsApp, Facebook, Istagram dan Youtube.

Kebanyakan pesanan kain tenun Badui motif tenun suwatsongket, suwatsamata, adumancung, poleng kacang, poleng hidup dan aros.
Kelebihan motif tenun Badu itu lebih condong tradisional dengan warna didominasi biru, hitam dan putih.

Selain itu juga banyak wisatawan membeli kain tenun Badui untuk dijadikan kenang-kenangan dengan alasan tradisional juga memiliki nilai seni.

BACA JUGA: Ritual Adat Suku Badui, Ungkap Peringatan dari Leluhur

Benang bahan baku kain tenunan didatangkan dari Majalaya Bandung, Jawa Barat. "Kami bisa menghasilkan omzet sekitar Rp 18 juta/bulan," katanya.

Menurut dia, produksi kain tenun Badui dikerjakan kaum perempuan dengan peralatan secara manual. Biasanya untuk mengerjakan kain dengan ukuran 3x2 meter persegi bisa dikerjakan selama sepekan.

Kebanyakan pesanan kain tenun Badui motif tenun suwatsongket, suwatsamata, adumancung, poleng kacang, poleng hidup dan aros.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News