Perajin Mogok Produksi selama 3 Hari, Tempe dan Tahu Bakal Langka
jpnn.com, JAKARTA - Para perajin tempe dan tahu minta pemerintah turun tangan mengendalikan harga kacang kedelai impor.
Pasalnya, kenaikan harga kedelai impor membuat para perajin tempe dan tahu menjerit, bahkan terancam gulung tikar.
"Pemerintah tak bisa lagi tutup mata dengan nasib perajin tempe tahu. Mereka juga mendesak importir dan distributor kedelai impor tak seenaknya menaikkan harga," ujar Ketua Umum Paguyuban Dadi Rukun, Rasjani pada aksi yang digelar di Depok, Senin (21/2).
Rasjani menyampaikan seluruh perajin tempe tahu di seluruh Indonesia, yang tergabung dalam Payuban Dadi Rukun mogok produksi selama tiga hari.
Hak itu sebagai simbol protes terkait harga kedelai.
Selain itu, mogok produksi para perajin tempe di wilayah Depok dan sekitarnya ini juga menggelar aksi unjuk rasa dalam bentuk aksi teatrikal.
“Mogok produksi kami lakukan karena para perajin tahu dan tempe sudah tidak bisa jualan, harga bahan baku naik tajam,” ungkap Rasjani.
Pada aksi mogok kerja tersebut, para perajin tempe menumpuk drum dan kerei di lapangan dekat sentra produksi tempe di wilayah Depok.
Para perajin tempe dan tahu minta pemerintah turun tangan untuk mengendalikan harga kacang kedelai impor.
- F-PAN Apresiasi Keberhasilan Pemerintah Mengatasi 10 Tantangan Ekonomi di 2024
- Ekonom Sebut Dampak PPN 12% Bakal Memukul UMKM
- Aqua Berangkatkan 30 Marbut Masjid Umrah
- PHK Massal, Rupiah Anjlok, hingga Teror PPN 12 Persen Menghantui Perekonomian
- Pemprov Jakarta Ajak Warga Rayakan Malam Tahun Baru, Catat Rangkaian Acaranya
- Local Hero MIND ID jadi Penggerak Ekonomi Hijau di Cisangku