Perajin Tempe Masih Tolak Produksi
jpnn.com - CIOMAS-Masih tingginya harga kedelai di pasaran, membuat para perajin tempe dan tahu di Kecamatan Ciomas menolak untuk berproduksi. Diantaranya, di RT 01/04, Kampung Sukamulya, Desa Ciomas dan RT 02/02, Kampung Kreteg, kelurahan Padasuka.
Para perajin mengaku, sengaja belum kembali beraktivitas sebagai ungkapan protes terhadap pemerintah yang belum bisa menurunkan harga kedelai.
Okim (50) mengatakan, mogok produksi dilakukan selama tiga hari mulai Senin (9/9) hingga Rabu (11/9). “Harga kedelai sekarang mencapai Rp9.500 per kilogram padahal sebelumnya hanya Rp7.600 per kilogram. Akibatnya, keuntungan merosot bahkan merugi,” tuturnya kepada Radar Bogor (Grup JPNN).
Ia mengaku, belum berani memproduksi tahu karena rekan-rekannya tidak berproduksi. “Hingga kini, belum ada kejelasan solusi tentang penurunan harga kedelai dari pemerintah,” ungkapnya.
Perajin tahu di Kampung Kreteg itu berharap, harga kedelai kembali stabil agar kebutuhan masyarakat kembali terpenuhi. Perajin lainnya, Enang (68) memperkirakan, baru akan kembali berproduksi besok (hari ini,red) namun belum dapat dipastikan. “Dalam sehari, saya dulu mengolah 1,5 kwintal kedelai tapi kini hanya 65 kilogram,” tuturnya.
Menurut dia, dulu dalam sebulan keuntungan mencapai Rp6 juta, kini menurun jadi Rp1,2 juta. “Jika seperti ini, bagaimana kami menafkahi keluarga,” tandasnya. (rp4)
CIOMAS-Masih tingginya harga kedelai di pasaran, membuat para perajin tempe dan tahu di Kecamatan Ciomas menolak untuk berproduksi. Diantaranya,
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Gaet Generasi Muda di Sektor Pertanian, SGN Bentuk Inkubator Agripreneur Tebu
- Pengin Tahu Asal Bright Gas yang Kalian Beli? Yuk, Scan Barcodenya
- Pertamina Dorong Kolaborasi Nasional dan Global Turunkan Emisi Metana di Indonesia
- Pertamina Paparkan Keunggulan Desa Energi Berdikari di COP 29 Azerbaijan
- Pemerintah Terus Mendorong KUR yang Hampir 10 Tahun Berjalan untuk Usaha Produktif
- Program Disabilitas Tanpa Batas Bikin PNM Berjaya di BBMA 2024