Peran Dunia Usaha Sangat Vital dalam Mengamankan Pangan Nasional

jpnn.com, JAKARTA - Krisis pangan global makin mengkhawatirkan hingga mendesak perhatian dunia seiring dengan meningkatnya ketidakstabilan pasokan pangan di berbagai negara.
Produksi pertanian yang menurun di banyak wilayah dunia akibat faktor perubahan iklim yang ekstrem, ketergantungan tinggi impor pada produk pangan maupun suplai pertanian turut menambah tekanan pada harga komoditas pangan global.
Di sisi lain, apa yang disebut sebagai scarring effect meninggalkan jejak yang mendalam pada rantai pasok global, dengan banyaknya negara yang masih berjuang memulihkan ekonomi dan sektor pertaniannya.
Hal ini kemudian diperburuk dengan kondisi geopolitik yang melahirkan kebijakan pembatasan maupun sanksi ekspor yang mencakup produk pangan.
Data Food Security Update Edisi September 2024 dari World Bank menunjukkan hingga akhir September 2024, 16 negara telah menerapkan 22 larangan ekspor pangan, dan 8 negara telah menerapkan tindakan pembatasan ekspor.
Berdasarkan laporan Euromonitor dalam Agrochemical Industry in Indonesia, mencatat bahwa kebutuhan bahan baku pestisida Indonesia tergolong tinggi.
Dalam periode antara 2019-2023 nilai impor bahan baku pestisida utamanya produk karbamasi seperti Methomyl, Carbofuran, Carbosulfran, Carbaryl dan Buthyl Penyl, Methyl Carbamate (BPMC) tumbuh sebesar 2,8 persen hingga mencapai Rp 8 triliun pada 2023.
Pada periode 2021-2022 harga bahan baku tersebut mengalami peningkatan yang disebabkan oleh gangguan rantai pasok, peningkatan biaya produksi dan logistik akibat kapasitas produksi yang belum sepenuhnya pulih pascapandemi COVID-19.
Pemerintah Indonesia tengah mengupayakan pengurangan ketergantungan terhadap produk impor untuk menghadapi ancaman krisis pangan global.
- Kementan Gelar Forum Komunikasi Publik Penerbitan Standar Pelayanan Produk PSAT
- Mentan Amran Bangun Kerja Sama dengan Yordania, Ketua GAN Yakin Sektor Pertanian RI Bakal Maju
- Wujudkan Satu Data Pertanian di Kabupaten Sukabumi, Kementan dan BPS Bersinergi
- Panen Raya 2025, Serapan Gabah Naik 2.000 Persen
- Cerita Presiden Prabowo Punya Tim Pertanian Hebat, Apresiasi Kinerja Kementan
- Dukung Program Prabowo, APROPI Berkomitmen Turunkan Harga Pestisida untuk Petani