Peran Indonesia pada Organisasi Internasional: ASEAN dalam Pengembangan Ekonomi Biru

Oleh: Edria Faizah

Peran Indonesia pada Organisasi Internasional: ASEAN dalam Pengembangan Ekonomi Biru
Proyek pengembangan dermaga SBI Pabrik Tuban, Jawa Timur, dilengkapi dengan fasilitas transport berupa tube conveyor sepanjang 4,1 km, tripper conveyor dan ship loader dengan kapasitas 1.000 tph untuk mengirim semen curah dari pabrik menuju kapal yang bersandar di dermaga. Foto dok SIG

Sektor perekonomian biru terlebih lagi di negara maritim atau negara yang didominasi oleh laut seperti Indonesia, ekonomi biru dapat menjadi sektor pertumbuhan ekonomi yang cukup menguntungkan bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Berdasarkan Badan Pusat Statistik, selama lima tahun terakhir Produk Domestik Bruto (PDB) dan Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) perikanan terus meningkat, pada tahun 2022 PDB dan ADHK mencapai Rp.275,5 triliun, data ini terus meningkat sebesar 15,44% dibandingkan tahun 2018.

Selain dari meningkatkan ekonomi, dengan melakukan ekonomi biru kita juga dapat melestarikan keanekaragaman hayati laut, memulihkan stok perikanan, serta menyediakan layanan ekosistem seperti penyerapan karbon dan melindungi sumber daya alam yang bernilai karena Indonesia berencana untuk memperluas kawasan perlindungan lautnya hingga mencapai 30% atau sekitar 97,5 juta hektar dari total perairannya pada tahun 2045.

Bagaimana Pandangan ASEAN terhadap Ekonomi Biru?

Potensi ekonomi biru yang dimiliki ASEAN sangat signifikan, mencakup sektor-sektor seperti perikanan, transportasi laut, pariwisata, dan energi terbarukan.

Dengan lebih dari 51,2% wilayahnya adalah lautan, Asia Tenggara merupakan salah satu penghasil ikan terbesar di dunia.

Menurut data dari Food and Agriculture Organization (FAO), dalam lima tahun terakhir (2017-2021), total produksi perikanan laut ASEAN rata-rata mencapai 29,9 juta ton per tahun, yang menyumbang 23,1% dari total produksi perikanan laut global.

Selain itu, ASEAN juga merupakan penghasil perikanan darat terbesar kedua setelah China, dengan produksi rata-rata sebesar 11,2 juta ton per tahun atau 19,4% dari total produksi perikanan darat dunia selama periode yang sama.

Ekonomi biru dapat menjadi sektor pertumbuhan ekonomi yang cukup menguntungkan bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News