Perang Bisa Meletus, Hotline Militer Diputus
Korut dan Korsel Menunggu Perang
Kamis, 28 Maret 2013 – 07:10 WIB

Perang Bisa Meletus, Hotline Militer Diputus
SEOUL – Ketegangan di Semenanjung Korea berlanjut. Korea Utara (Korut) terus melanjutkan provokasi. Setelah mengarahkan rudal dan roket ke pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di Hawaii dan Guam, Pyongyang Rabu (27/3) giliran memutuskan sambungan atau komunikasi langsung (hotline) militernya dengan Korea Selatan (Korsel). ’’Mulai sekarang, komunikasi militer utara dan selatan putus,’’ lanjut pejabat itu. Sesaat kemudian, sambungan komunikasi militer dua negara benar-benar terputus.
’’Dalam situasi perang bisa pecah atau meletus sewaktu-waktu, komunikasi militer utara dan selatan rasanya tidak perlu tetap dipelihara,’’ kata seorang pejabat senior militer Korut.
Kantor berita resmi Korut KCNA (Korean Central News Agency) menyebarluaskan pernyataan pejabat yang tidak disebutkan namanya tersebut beberapa saat setelah Korut memutuskan hotline militer dengan Korsel.
Baca Juga:
Sebelumnya, Korut juga telah memutuskan sambungan (hotline) komunikasi Palang Merah yang menjadi sarana komunikasi di antara pemerintah dua negara. Seoul dan Pyongyang berkomunikasi melalui hotline Palang Merah karena tidak memiliki hubungan diplomatik.
SEOUL – Ketegangan di Semenanjung Korea berlanjut. Korea Utara (Korut) terus melanjutkan provokasi. Setelah mengarahkan rudal dan roket ke
BERITA TERKAIT
- Ini Layanan Medis Bedah Robotik Canggih di Pantai Hospital Ayer Keroh
- Mimpi Berkuasa Lagi, Donald Trump versi Amerika Selatan Malah Terjerat Kasus Kudeta
- Pesawat Delta Airlines Jatuh saat Mendarat di Toronto, Belasan Orang Terluka
- Ramadan Sebentar Lagi, Arab Saudi Kembali Siapkan Paket Bantuan untuk Indonesia
- Kabar Gembira, Hamas Siap Menyerahkan Kendali atas Gaza
- Rabi Yahudi Sebut Trump Dipilih Tuhan untuk Tegakkan Keadilan & Memerangi Islam Radikal