Perang Diskon Grab dan Go-Jek Membahayakan

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat transportasi Yayat Supriyatna menilai perang diskon antara aplikator ojek online di Indonesia, yakni Grab dan Go-Jek cukup mengkhawatirkan untuk keberlangsungan persaingan usaha.
Pasalnya, Grab dan Go-Jek memiliki sokongan modal yang berbeda. Grab yang cenderung memiliki kekuatan modal lebih besar tak tertutup kemungkinan lebih unggul dalam memberikan diskon.
Yayat menjelaskan, tarif memang sangat penting untuk dibatasi. Namun, mekanisme pelaksanaannya harus benar-benar diawasi.
BACA JUGA: Tarif Ojek Online Naik, Permintaan Layanan Go-Jek Turun
Menurut dia, melibatkan KPPU untuk bisa memberikan rambu kepada Kemenhub soal pemberian diskon yang dilakukan aplikator juga bagus.
“Berapa besarannya, berapa lama pemberian diskonnya, harus ada indikator dan dianalisis jangan sampai mematikan persaingan bisnis,’’ ujar Yayat, Minggu (12/5).
Yayat menegaskan bahwa yang dilakukan pemerintah sudah tepat terkait memberikan tarif batas untuk ojek online.
Namun, langkah berikutnya yang rasional untuk mendukung kebijakan itu ialah memetakan supply demand dari transportasi online di setiap daerah.
Pengamat transportasi Yayat Supriyatna menilai perang diskon antara aplikator ojek online di Indonesia, yakni Grab dan Go-Jek cukup mengkhawatirkan untuk keberlangsungan persaingan usaha.
- Kurir Pengirim Paket Kepala Babi ke Kantor Tempo Diperiksa Polisi, Begini Hasilnya
- Grab Indonesia Klarifikasi soal Pemberian BHR Rp 50 Ribu ke Mitra Pengemudi
- Kemnaker Evaluasi Aplikator Transportasi Daring Soal Laporan Pemberian BHR Rp 50 Ribu
- Driver Ojol Protes Dapat Bonus Rp50 Ribu, Wamenaker: Mereka Cuma Pekerja Sambilan
- Sobat Aksi Ramadhan 2025 Bentuk Nyata Kepedulian Pertamina Terhadap Masyarakat
- Soal Ojol Dapat THR, Menteri Meutya Hafid: Mudah-mudahan