Perang Diskon Rusak Industri Kafe Jatim

jpnn.com, SURABAYA - Kinerja industri kafe dan restoran di Jawa Timur (Jatim) cenderung stagnan.
Hal itu disebabkan penurunan daya beli dan persaingan yang makin ketat.
Bahkan, momen Ramadan tak mampu mengangkat kinerja industri.
Ketua Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran Indonesia (Apkrindo) Jatim Tjahjono Haryono menyatakan, kinerja penjualan makanan-minuman di kafe serta resto saat momen Ramadan dan Lebaran tahun ini berbeda jika dibandingkan dengan tahun lalu.
Tahun lalu, masih ada pertumbuhan penjualan 13 persen. Namun, tahun ini, grafiknya datar saja.
Salah satu penyebabnya adalah pertumbuhan jumlah kafe dan restoran di Jatim yang mencapai 15 persen dalam setahun terakhir.
”Hal itulah yang akhirnya membuat kompetisi kian ketat,” jelas Tjahjono.
Kafe dan restoran yang baru bermunculan itu cenderung memilih pangsa pasar menengah ke bawah sehingga timbul kompetisi yang tinggi.
Kinerja industri kafe dan restoran di Jawa Timur (Jatim) cenderung stagnan.
- Lawatan Prabowo ke Luar Negeri Memperkuat Diplomasi Kawasan, Kemenlu: Ini Hasilnya
- Ini Peran Strategis Bea Cukai dalam Sinergi Instansi untuk Mendorong Ekonomi Daerah
- Bea Cukai Yogyakarta Edukasi Masyarakat Bahaya Rokok Ilegal Lewat Program Beringharjo
- Legislator Nilai Larangan Produksi AMDK di Bawah 1 liter Mematikan Industri
- Waka MPR Eddy Soeparno Angkat Bicara soal Protes AS Terhadap Kebijakan TKDN Indonesia
- Bea Cukai Berikan Fasilitas Kawasan Berikat untuk Produsen Tas Jinjing di Jepara