Perang Hati-Hati
Oleh: Dahlan Iskan
Prasangka baik saya: Rusia pertama-taman justru menguasai Chernobyl untuk mengamankan instalasi itu. Di luar yang sudah meledak dulu, masih ada pembangkit nuklir di situ yang masih aktif.
Enam pembangkit listrik nuklir di Ukraina masing-masing berkapasitas 900-an MW. Cukup untuk seperlima kebutuhan listrik Ukraina secara nasional.
Yang terbesar adalah yang di Ukraina tengah, di pinggir sungai Dnieper –yang saking lebarnya sudah seperti danau panjang.
Pembangkit listrik nuklir memang memerlukan air yang sangat besar sebagai pendingin dan sumber uap.
Kemungkinan besar, Rusia baru masuk ibukota Ukraina, Kiev, setelah enam lokasi tersebut dikuasai. Kalau sampai terjadi bencana dari nuklir tersebut nama Rusia akan habis jadi bulan-bulanan dunia.
Tentu Rusia juga harus menguasai dulu dua kota pelabuhan terbesar di bagian selatan Ukraina: Odesa dan Mariupol. Dua-duanya di pantai Laut Hitam.
Bagi Rusia, menguasai Mariupol tidak sulit. Posisi pelabuhan itu terjepit antara daratan Rusia dan semenanjung Crimea –yang sudah dikuasai Rusia. Apalagi Rusia sudah membangun jembatan baru di atas laut yang menghubungkan Crimea dengan daratan Rusia. Praktis Mariupol sudah terkunci.
Rusia cukup pasang lima kapal perang melintang di bawah jembatan baru itu. Jembatan ini sangat panjang: 19 Km. Tahun lalu selesai dibangun.