Perang Ketupat, Tradisi Warga Desa Kapal Bali untuk Memohon Kemakmuran
Senin, 14 Oktober 2019 – 09:12 WIB
Menurutnya, tradisi itu sudah didasari atas ajaran agama yang dapat dipakai untuk melestarikan budaya dan tradisi Bali sekaligus meningkatkan ajaran agama dan tradisi yang ada.
"Agama dan tradisi itu yang harus terus dijaga salah satunya dengan aturan-aturan yang berlaku di adat," ujar Suiasa.
Ia mengatakan, pelaksanaan tradisi tersebut memiliki sejumlah tujuan. Diantaranya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran, sebagai simbol kekuatan dan keempat adalah wujud dari persatuan.
Pada kesempatan tersebut, Ketut Suiasa menyerahkan bantuan dana sebesar Rp 100 juta untuk mendukung kegiatan tradisi itu yang diterima oleh Bendesa Adat Kapal Ketut Sudarsana. (antara/jpnn)
Tradisi dilakukan dengan saling melemparkan ketupat antara kelompok laki-laki yang melempar simbol Purusa dan kelompok wanita yang melempar ketupat dengan simbol Predana.
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti
BERITA TERKAIT
- Sejumlah Tokoh Nasional Bakal Hadir di HUT Ke-18 Hanura
- The Apurva Kempinski Bali Rayakan Inklusivitas Melalui Gallery of Art: Arts Beyond Boundaries
- Rayakan Pergantian Tahun, EOG Buka Anak Usaha Baru di Indonesia
- Berkunjung ke Bali, Jangan Lupa Mampir di Pusat Oleh-Oleh Ini
- Anggun C Sasmi Bakal Meriahkan Malam Tahun Baru di The Meru Sanur Bali
- Modus Pencurian BBM Bersubsidi di Bali Bikin Geram