Perang Listrik

Oleh: Dahlan Iskan

Perang Listrik
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

Trump terus mencerocos ke arah wartawan –seperti mengabaikan tamunya. Irlandia, katanya, telah mencuri kesempatan di hubungan baik itu.

Baca Juga:

Sayang tidak diperlihatkan mimik Martin saat kata-kata itu dilontarkan: kesal, marah, menahan diri atau masam.

Trump baru mau sedikit menoleh ke Martin saat dia mengucapkan ini: "Orang-orang Irlandia ini memang pintar-pintar. Amerika yang bodoh". Dan itu, katanya, tidak akan terjadi lagi.

Martin sempat bicara sedikit: bahwa Irlandia sudah banyak membeli pesawat buatan Amerika, Boeing. Akan tetapi itu hanya bisa sebentar menghibur Trump.

Dia kembali mempersoalkan negara-negara yang mengaku sahabat Amerika tetapi mengeruk keuntungan dari persahabatan itu. Termasuk ke sahabat terbaik dan terdekatnya: Kanada.

Trump tidak lebih lunak. Dia kenakan juga bea masuk 25 persen untuk baja dan aluminium produksi Kanada. Juga barang-barang lainnya.

Tentu Kanada membalas. Mengenakan tarif yang sama untuk barang Amerika yang masuk ke Kanada.

Trump lebih marah atas balasan Kanada itu. Dia tebarkan ancaman: Kanada akan jadi bagian negara Amerika. Seperti juga Greenland yang dia pastikan akan lepas dari Denmark untuk gabung ke Amerika.

Sedunia kini jengkel kepada Trump. Dia tidak peduli. Mungkin dunia perlu mengerahkan PBB –Persatuan Buzzer Buzzer– sedunia untuk terus memancing emosinya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News