Perang Listrik

Oleh: Dahlan Iskan

Perang Listrik
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

Tentu Kanada kian marah. Marahnya unik. Perdana menteri Negara Bagian Ontario membuat putusan: menaikkan tarif listrik bagi warga Amerika yang mendapat sambungan listrik dari Kanada. Naiknya 25 persen.

Negara bagian Ontario, Kanada, memang berbatasan dengan tiga negara bagian di Amerika Serikat: Minnesota, New York, dan Michigan.

Penduduk Amerika yang paling dekat perbatasan itu lebih dekat ke jaringan listrik Ontario. Di sepanjang perbatasan itu ada 31 sambungan listrik antar-negara. Sebenarnya hanya antar-desa, tetapi desa yang bertetangga itu beda negara.

Seberapa banyak rumah Amerika yang sambungan listriknya dari Kanada?

Banyak juga: 1,5 juta jiwa. Total pemakaiannya mencapai 27 MW –setara dengan seluruh listrik kota Singkawang.

Saya ikut waswas melihat perang dagang di sana berkembang ke perang listrik. Soalnya sebagian rumah orang Kalbar di dekat Malaysia juga diterangi listrik dari Sabah.

Hanya saja kita bisa membalas: sebagian rumah orang Sabah di perbatasan Pulau Sebatik, Kaltara, dapat listrik dari Indonesia. Kalau saya tidak salah ingat: ada sekitar lima rumah orang Sabah yang listriknya dari PLN.

Lima rumah itu berada di sebelah parit yang membatasi Indonesia dari Malaysia. Untuk mendapat listrik dari Indonesia tinggal pasang kabel beberapa meter. Sedang untuk dapat listrik dari kota terdekat di Sabah perlu membangun jaringan puluhan kilometer.

Sedunia kini jengkel kepada Trump. Dia tidak peduli. Mungkin dunia perlu mengerahkan PBB –Persatuan Buzzer Buzzer– sedunia untuk terus memancing emosinya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News