Perang Macetkan Aktivitas Sekolah
Sabtu, 16 Januari 2010 – 06:07 WIB
TIMIKA - Hampir dua pekan aktivitas sekolah yang berada di sekitar lokasi 'perang' di Kwamki Lama, macet total. Terhitung, sejak konflik antara kelompok warga Mambruk II dan Tunikama di Kwamki Lama, mulai berkecamuk 4 Januari lalu, hingga kemarin anak-anak belum masuk sekolah. Ini terjadi di SD Inpres Kwamki I dan TK Penuai I, yang bersebelahan dengan SD Inpres Kwamki I. "Di sekolah belum ada aktifitas belajar mengajar, karena murid-murid masih takut masuk sekolah. Saya memperkirakan Senin (18/1) mendatang kegiatan belajar mengajar berjalan kembali," ujar Alberth Dasem, guru SD Inpres Kwamki Lama yang ditemui Radar Timika.
Karena sebelum perang berkecamuk siswa-siswa sudah libur Natal dan Tahun Baru, maka nyaris hampir sebulan siswa-siswa dan para guru tidak melakukan aktivitas belajar mengajar. "Semenjak liburan Natal dan Tahun Baru, kami belum pernah masuk sekolah. Akibat terjadi perang pada 4 Januari lalu, guru-guru tidak ada yang mau datang ke sekolah untuk mengajar karena takut," ujar Ronny Wanmang, pelajar SLTP YPPGI, kepada Radar Timika di Kampung Kwamki Lama Jalur III.
Baca Juga:
Ronny mengatakan, sebenarnya dia ingin sekolah lagi. Namun hingga Kamis lalu belum ada informasi kapan proses belajar mengajar dimulai. Dirinya khawatir bila libur terus, apalagi sekarang sudah mau ujian. Begitu pun para guru, ingin cepat mengajar. Hanya saja, siswa belum masuk karena takut.
Baca Juga:
TIMIKA - Hampir dua pekan aktivitas sekolah yang berada di sekitar lokasi 'perang' di Kwamki Lama, macet total. Terhitung, sejak konflik antara kelompok
BERITA TERKAIT
- BPKP Usulkan Rancangan Kebijakan MRPN Lingkup Pemerintah Daerah
- Eks Tim Mawar Kenang Presiden Prabowo yang Rela Korbankan Diri demi TNI
- Polsek Tambusai Utara Ajak Warga di Desa Tanjung Medan Ciptakan Pilkada Damai
- AQUA dan DMI Berangkatkan Umrah bagi Khadimatul Masjid dari Enam Provinsi
- KPK Incar Pejabat BPK yang Terlibat di Kasus Korupsi Kemenhub
- PPPK Minta Regulasi Mutasi, Relokasi, dan TPP Rp 2 Juta, Berlebihankah?