Perang Melawan COVID-19 Hasilkan Limbah Medis Berbahaya, Butuh Penanganan Khusus

Masker menjadi salah satu sumber limbah medis paling banyak. Sebab, masker tidak hanya dipakai di lingkungan yang ada pengidap COVID-19. "Kami berharap kawan-kawan Pramuka bisa ikut membantu menyosialisasikan cara penanganan masker yang aman," ujar Edward lebih lanjut.
Masker yang sudah dipakai wajib dipotong dan disemprot dengan cairan disinfeksi. Setelah itu, baru dikemas secara aman sebelum dibawa ke tempat pemusnahan. "Semua limbah medis harus dimusnahkan," katany lagi.
Selain penanganan limbah medis, masalah yang harus ditangani adalah disinformasi. Selama pandemi, hampir 2.000 kabar hoaks beredar. Kabar palsu itu beredar luas ke berbagai lapisan masyarakat.
"Pramuka bisa membantu memberantasnya. Jika ada berita yang tidak jelas sumber dan kebenarnya, jangan disebar ke orang lain dengan alasan bertanya atau mengonfirmasi," ujar Donny.
Ia mengajak anggota Pramuka dan masyarakat luas rutin memeriksa covid19.go.id untuk mengetahui informasi terpercaya soal Covid-19. "Hoax sangat berbahaya. Banyak yang menjafi korban gara-gara percaya hoax," kata dia.
Setiap kabar palsu atau hoaks bisa menyebar hingga ke ribuan orang. Setiap orang bisa terlibat memutus penyebarannya dengan memeriksa setiap informasi yang diterima. Kini, semakin banyak tempat untuk memeriksa informasi terpercaya terkait COVID-19 pungkas Donny. (dil/jpnn)
Setiap hal yang bersentuhan dengan pengidap COVID-19 harus diperlakukan sebagai benda infeksius
Redaktur & Reporter : Adil
- Universal Eco Kelola Lebih dari 5.000 Ton Limbah Medis Sepanjang 2024
- Kementerian LH Tetapkan Eks Kadis LH Kota Tangerang sebagai Tersangka Kasus TPA Rawa Kucing
- Polda Kalsel Bongkar Praktik Pembuangan Limbah Medis Ilegal di Kabupaten Banjar
- Kolaborasi Strategis untuk Pengelolaan Limbah B3 Berkelanjutan di Indonesia
- Gelar Bimtek Tanggap Darurat Limbah B3, KLHK Berharap Masyarakat Peduli Lingkungan
- Kota Tidore Kepuluan Raih Adipura Untuk ke-10 Kalinya dari Kementerian LHK