Perang Pandan untuk Hormati Dewa Indra
Sabtu, 09 Juni 2012 – 15:45 WIB
AMLAPURA - Tradisi perang pandan kembali diadakan di Desa Adat Tenganan Pegringsingan, Kecamatan Manggis, Karangasem, Bali, kemarin. Seperti tahun-tahun sebelumnya, perang pandan atau geret pandan itu diperuntukkan pemuda yang belum menikah alias taruna. Satu taruna membawa seikat pandan di tangan kanan saat berperang. Sedangkan tangan kiri memegang tameng untuk melindungi diri.
Puluhan taruna menjadi peserta. Bahkan, anak-anak tampak antusias. Beberapa jam sebelum acara dimulai, mereka sudah siap dengan busana adat Bali.
Untuk melakukan tradisi itu, peserta tidak mengenakan baju. Mereka hanya memakai kamen (kain) sepinggang dan udeng (penutup kepala khas Bali). Pandan berduri menjadi alat perang mereka. Alat itu juga disipakan sejak pagi. Daun pandan dipotong sepanjang 30 sentimeter, kemudian diikat. Seikat terdiri atas beberapa helai daun.
Baca Juga:
AMLAPURA - Tradisi perang pandan kembali diadakan di Desa Adat Tenganan Pegringsingan, Kecamatan Manggis, Karangasem, Bali, kemarin. Seperti tahun-tahun
BERITA TERKAIT
- 4 Santri Meninggal Tertimpa Tembok Ambruk di Pesantren Sukabumi
- Polda Sumsel Berikan Makan Siang Gratis kepada Siswa SDN 036 Palembang
- BPTD Jabar Sidak Pul Bus Pariwisata Menjelang Nataru, Antisipasi Kendaraan Bodong
- Bersama Masyarakat, Polres Rohul Deklarasi Kampung Bebas Narkoba di Desa Puo Raya
- BPTD: 1.000-an Bus Pariwisata di Jawa Barat Tidak Laik Jalan
- Jadi Muncikari di Rohul, 3 Orang Perempuan Ditangkap Polisi