Perang Rusia-Ukraina Harus Dapat Perhatian Khusus dari Pemerintah Indonesia

Perang Rusia-Ukraina Harus Dapat Perhatian Khusus dari Pemerintah Indonesia
Dosen Hukum Internasional Universitas Bung Karno Ruman Sudradjat menilai perang Rusia-Ukraina harus mendapat perhatian serius dari pemerintah Indonesia. Ilustrasi: Sultan Amanda/JPNN.com

"Dengan jalur ekonomi Indonesia saat ini, menurut saya dapat membantu mendamaikan peperangan tersebut," katanya.

Dosen Program Studi Rusia Universitas Indonesia Ahmad Fahruroji meminta semua negara ikut terlibat dalam melakukan perdamaian antar kedua negara. Termasuk negara Indonesia yang memiliki peran lebih dalam banyak aspek.

"Indonesia sudah menegaskan bahwa aturan yang ada di piagam PBB harus dipegang teguh oleh negara-negara agar tidak melanggar hukum internasional dan kedaulatan suatu negara. Indonesia bisa kok memberi nasehat pada dewan keamanan agar bersikap tegas," katanya.

Dosen Hukum Internasional yang juga Akademi Hukum Rusia Kementerian Yustisia Federasi Rusia Raymond Junior mengatakan dari segi politik AS dan barat telah membentuk diplomatik antarnegara-negara untuk membatasi Rusia.

Namun, Rusia memberikan respons di bidang politik dengan menggalang kekuatan ODKB/CSTO, Revitalisasi BRICS, SCO.

"Jika kurang efektif, Rusia akan TurnTo east artinya Povorot Na Vostok (Menoleh Ke Timur) dan Vozvqrsheniye Na Vostok (Kembali ke Timur). Adapun untuk Ukraina, akan dibantu oleh negara barat dalam persenjataan dan menciptakan Ukraina sebagai negara Palestina ke II," katanya.

Raymond mengatakan, dalam memahami permasalahan perang ini harus memiliki referensi dan pembelajaran yang baik. Tidak bisa hanya mengutip dari media baik itu sudut pandang Rusia ataupun Ukraina.

Menurutnya, jika menilisik dari hubungan ekonomi, apabila Rusia dikeluarkan dalam G20 maka akan berubah menjadi G19.

Dosen Hukum Internasional Universitas Bung Karno Ruman Sudradjat menilai perang Rusia-Ukraina harus mendapat perhatian serius dari pemerintah Indonesia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News