Perang Sarung: Dari Main-Main, Kok Malah Ada Bagan Pertandingannya, Sampai Tawuran Benaran
Polisi tidak menemukan senjata tajam atau miras dari bocah-bocah tersebut. Setelah diinterogasi, anak-anak itu mengaku akan perang sarung dengan kelompok dari kampung yang berbeda. “Janjian pakai Facebook lewat medsos,” imbuhnya.
Sukarman melanjutkan, sarung tersebut digunakan untuk menyimpan senjata berupa batu atau senjata tajam. Menurutnya, modus tersebut tergolong baru. “Model yang aneh itu pakai sarung, di dalam sarung ada sajamnya, ada pakunya. Sarung itu digunakan untuk menutupi senjata tajamnya,” ujarnya.
Di lain tempat, masyarakat Kecamatan Bojongsari, Kota Depok, geram terkait beredarnya bagan pertandingan perang sarung Kecamatan Bojongsari. Dalam bagan tersebut terdapat sejumlah nama seperti Curug All Base, Mawar Chaos, Pasiron, Pondok Petir, Serua Tabanas dan lainnya.
Ketua RW 14 Daud Sulaiman mengatakan, beredarnya bagan perang sarung Kecamatan Bojongsari layaknya sebuah pertandingan itu, membuat dirinya prihatin. Untuk mencegah hal tersebut, pihaknya mengajak seluruh elemen untuk mencegah perang sarung yang menggunakan senjata tajam. “Sudah beredar di grup lingkungan Kelurahan Bojongsari dan ini perlu menjadi perhatian,” kata Daud.
Daud menambahkan, rencana perang sarung dapat dicegah apabila seluruh pengurus RT, RW hingga karang taruna melakukan gerakan pencegahan dan antisipasi. Sedangkan untuk para orang tua diimbau agar memantau anaknya. Selain itu, karang taruna dapat bersinergi dengan binmas dan babinsa melakukan patroli keliling kampung atau jalan untuk mencegah hal tersebut. (mul/ogi/d/rez/mam/run)
Dari niat main-main, perang sarung kini berujung tindakan tawuran antarkampung hingga menggunakan senjata tajam.
Redaktur & Reporter : Adek
- LKPI: Mayoritas Warga Bekasi Pilih Tri Adhianto-Abdul
- Unggul di 8 kecamatan Imam-Ririn Diprediksi Menang di Pilwalkot Depok
- Ketua Parpol di Bekasi Dilaporkan ke Polda Metro Jaya, Ketua Forkim Tegas Bilang Begini
- Pelaku Penembakan di Depok Jadi Tersangka
- BPKP Usulkan Rancangan Kebijakan MRPN Lingkup Pemerintah Daerah
- Pengamat Tata Kota Sebut Aparat Lemah kepada Preman Bisa Hilangkan Kepercayaan Publik