Perang Sawit & Black Campaigne
Jumat, 13 Agustus 2010 – 00:01 WIB
Kemudian, dikawinkan dengan tetua pisifera (benih sawit laki-laki) yang terseleksi sejumlah 50 keturunan dari AVROS (H&C Malaysia) AVROS Dami, Ekona, Ghana, Nigeria, La Me dan Yang ambi. Aha, mirip poliandri, karena jumlah benih sawit betina yang dikawinkan lebih banyak dibanding benih jantan.
Pemakaian benih unggul ini sangat intensifikasi. Produksi berlipatganda bukan karena ekstensifikasi lahan. Tentu saja butuh perlakuan serius dalam pemeliharaan, pemupukan dan penyemprotan antihama.
Sekarang tinggal melakukan program replanting (penanaman kembali) di berbagai perkebunan Tanah Air, baik di PTPN, milik swasta maupun kebun rakyat. Maklum, percobaan sejenis juga dilakukan berbagai lembaga riset lainnya di Tanah Air.
Kita terbayang Indonesia akan bisa meningkatkan rata-rata produksi CPO dari rata-rata 2 ton menjadi 4 ton perhektare. Kelak tak hanya memproduksi CPO bersama turunannya tetapi juga sebagai cikal bakal penganti bahan bakar fosil yang tak terbarukan.