Perang Sengit di Garis Depan, Kadhafi Asyik Main Catur
Selasa, 14 Juni 2011 – 04:19 WIB
"Pertemuan kami (dengan Kadhafi) berlangsung sekitar dua jam. Kami bermain beberapa kali," ujar Ilyumzhinov yang berkunjung ke Tripoli dalam kapasitasnya sebagai presiden FIDE.
Baca Juga:
Dalam kesempatan itu, dia mengutip pernyataan Kadhafi yang tidak akan meninggalkan Libya. "Dia menekankan bahwa Libya adalah tanah tumpah darahnya serta tanah tempat anak-anak dan cucunya meninggal. Dia tidak paham harus mundur dari posisi apa," tuturnya. "Saya ini bukan perdana menteri atau raja. Saya tak menjabat posisi apapun di Libya. Karena itu pula saya tidak punya jabatan untuk ditinggalkan," lanjut Ilyumzhinov mengutip Kadhafi.
Ilyumzhinov, yang juga bertemu menteri luar negeri dan menteri pendidikan Libya, mengatakan bahwa dirinya juga melihat kerusakan yang parah di Tripoli. "Kadhafi terlihat tenang, normal, dan bersahabat. Kami bermain catur dan berdiskusi," katanya kepada Radi Echo Moskow lewat telepon kemarin (13/6).
Acara main catur itu terjadi di tengah perang antara pasukan Kadhafi dan oposisi di hampir seluruh wilayah Libya. Pertempuran sengit meletus di garis depan, seperti Zawiyah dan Zintan. Korban tewas dilaporkan jatuh di Zintan dan dekat Brega, tetapi kedua kota itu tetap dikuasai oposisi.
TRIPOLI - Pemimpin Libya Muammar Kadhafi tidak pernah kehilangan akal untuk menunjukkan bahwa rezim pemerintahannya belum kehilangan legitimasi.
BERITA TERKAIT
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer